Ketika seorang anak berbohong pada orangtuanya, tentu ia memiliki alasan dibalik kebohongannya itu. Namun terkadang, reaksi yang ditunjukkan para orang tua saat mengetahui anaknya berbohong adalah dengan memarahi, menghukum hingga mendiamkan sang anak.
Padahal ketika anak melihat secara langsung reaksi yang ditunjukkan oleh orang tuanya tersebut, ia berharap orang tuanya bersedia mendengarkan alasan mengapa ia berbohong dan bukan bereaksi sebaliknya.
Hal inilah yang terkadang membuat sang anak menjadi enggan untuk berkata jujur di kemudian hari ketika ia melakukan sebuah kesalahan. Ia akan kembali berbohong untuk menutupi kesalahannya tersebut karena takut orangtuanya akan kembali memberikan reaksi serupa seperti dulu. Lalu bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Pertama, yang harus dilakukan para orangtua saat tahu anaknya berbohong adalah mengkomunikasikannya. Tanyakan alasan ia berbohong dan dengarkan penjelasannya dengan baik dari awal hingga akhir.
Selanjutnya, pasanglah wajah tenang dan bersahabat saat sedang mendengarkannya bicara. Karena dengan begitu, anak tak akan merasa terintimidasi oleh orangtuanya sendiri. Jadilah sahabat untuk anak ketika ia sedang berada dalam sebuah masalah dan jangan memotong pembicaraannya di tengah-tengah.
Kemudian, setelah ia selesai menjelaskan, orangtua memiliki kewajiban untuk memberi tahu pada anak bahwa berbohong bukanlah sebuah hal yang patut dilakukan. Berbohong hanya akan menutupi sesuatu yang salah dengan sesuatu yang salah pula.
Katakan padanya untuk selalu berkata dengan jujur meskipun itu pahit. Dan yang terpenting, berikanlah contoh untuk selalu berkata jujur pada anak dalam kondisi apapun agar ia terbiasa dengan perlakuan yang baik dan anak pun akan dengan senang hati mencontoh perilaku orangtuanya yang selalu berkata jujur.