Tiga Tipe Warga Hadapi 'New Normal', Kamu yang Mana?

- Minggu, 31 Mei 2020 | 18:36 WIB
Personel TNI memberikan imbauan kepada pengunjung untuk tetap menjaga jarak di AEON Mall, Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)
Personel TNI memberikan imbauan kepada pengunjung untuk tetap menjaga jarak di AEON Mall, Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Pemerintah menggulirkan wacana untuk segera menerapkan konsep "New Normal" dimana masyarakat hidup "berdamai" dengan virus corona atau Covid-19.

Salah satunya adalah dengan pembukaan kembali pusat perbelanjaan atau mal. Namun, wacana ini membuat masyarakat terbelah. Ada yang menyambut gembira, dan ada juga yang tidak setuju.

Menurut psikolog Intan Erlita, M.Psi, masyarakat Jakarta kini terbagi menjadi tiga tipe pada era normal baru. Yakni tipe yang menyambut antusias, memilih untuk tetap di rumah dan 50:50 atau netral.

"Ada tipe yang begitu tahu mau masuk new normal langsung happy, langsung pengin ke mal lah, nge-list mau makan apa, terus sudah excited lah baju-baju yang mau mereka pakai yang selama ini cuma di lemari doang. Ada yang kayak gitu," jelas Intan, Sabtu (30/5/2020), dilansir dari Antara.

-
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung yang akan memasuki pusat perbelanjaan Thamrin City di Jakarta (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Menurut intan, tipe yang memilih tetap di rumah saja adalah orang-orang yang waspada. Mereka cenderung memiliki rasa takut dan menunggu sampai keadaan benar-benar normal, bukan normal baru.

"Ada juga yang masih wait and see dulu deh, masih mau lihat dulu karena takut, masih yang penuh hati-hatinya, jadi memilih untuk di rumah aja," kata Intan.

Lalu, tipe terakhir adalah mereka yang datang ke pusat perbelanjaan karena membutuhkan sesuatu, bukan untuk jalan-jalan.

"Tapi ada juga yang di tengah-tengahnya, yang kalau ke luar rumah kalau urgen doang cuma mau kerja, tapi kalau ke anak enggak boleh keluar rumah dulu," ujarnya.

-
Petugas memberikan imbauan pendisiplinan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 kepada penumpang KRL di Stasiun Manggarai (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Intan menegaskan bahwa normal baru bukanlah suatu keadaan yang benar-benar normal. Era normal baru adalah bagaimana masyarakat hidup berdampingan dengan virus COVID-19 sehingga tetap harus mengikuti protokol kesehatan dan keamanan,

"Jadi jangan sampai kita salah nangkep dengan ini berarti udah normal. Enggak kayak gitu, garis merahnya adalah kita hidup berdampingan tapi ada COVID-19 nih, karena bisa dikatakan back to normal kalau si COVID-19 sudah enggak ada atau sudah ditemukan vaksinnya," jelas Intan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X