Pesan Nabi Muhammad SAW: Ramadhan Bulan Kasih Sayang, Bukan Cuma Menahan Lapar dan Haus

- Selasa, 12 April 2022 | 19:56 WIB
Pegiat media sosial, Ade Armando hadir di tengah aksi demo tolak 3 periode di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022). (Istimewa)
Pegiat media sosial, Ade Armando hadir di tengah aksi demo tolak 3 periode di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022). (Istimewa)

Bulan Ramadhan, sebagaimana kita tahu, adalah bulan penuh ampunan dan kasih sayang. Bahkan, diyakini pula bahwa setan-setan dibelenggu selama bulan suci ini, agar umat Islam dapat lebih khusyuk menjalankan ibadah.

Namun yang menyedihkan, di tengah-tengah perang melawan hawa nafsu, masyarakat di Indonesia menyaksikan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh massa terhadap Ade Armando, seorang dosen Universitas Indonesia yang dikenal sebagai penggiat media sosial, dalam demonstrasi menolak masa jabatan presiden 3 periode di depan Gedung DPR RI di Senayan, Jakarta, pada Senin (11/4/2022).

Tindakan penghakiman massa tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam yang menganjurkan umat Islam untuk menahan segala hawa nafsu saat berpuasa, tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus.

Dilansir Antara, Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya bahwa tidak sedikit dari mereka yang berpuasa tidak akan mendapatkan apa-apa dari Allah, kecuali hanya rasa lapar dan dahaga.

Kaum sufi membagi puasa dalam tiga tingkatan. Pertama, puasa orang awam, yakni semata-mata hanya menahan diri dari makan minum serta aktivitas seksual di siang hari.

Ketua Umum PP Muhammdiyah Prof Dr Haedar Nashir dalam buku bunga rampai "Puasa dan Kejujuran" mengungkapkan bahwa puasa tingkatan ini adalah puasa anak-anak dan merupakan tingkatan paling rendah dari derajat orang berpuasa.

Kedua, adalah puasa yang pelakunya, selain menahan makan, minum, dan hubungan seksual, juga memperhatikan apa yang keluar dari mulut dan apa yang masuk ke dalamnya.

Robert Frager, mursyid tarekat dan profesor psikologi pada "Institute of Transpersonal Psychologi", California, dalam bukunya "Psikologi Sufi untuk Transformasi; Hati, Diri dan Jiwa" mengemukakan bahwa jenis kedua ini adalah puasanya para darwis atau orang yang menjadi murid dari syekh sufi. Puasa jenis ini, membutuhkan tekad yang lebih kuat, kepekaan, dan disiplin yang lebih besar daripada yang dibutuhkan pada tingkat puasa pertama.

Pada tingkat ini, kalau seseorang mampu mendisiplinkan diri dari keinginan makan, minum, dan hubungan seksual di siang hari, maka dia juga bisa mendisiplinkan diri untuk tidak mudah marah atau bentuk perilaku lain yang bisa melukai hati atau merugikan orang lain. Hal ini termasuk bagaimana kita mampu menahan pandangan yang tidak baik serta berbagai prasangka atau pikiran yang tidak membawa kebaikan.

Pada tingkat ini, kalau seseorang mampu mendisiplinkan diri dari keinginan makan, minum, dan hubungan seksual di siang hari, maka dia juga bisa mendisiplinkan diri untuk tidak mudah marah atau bentuk perilaku lain yang bisa melukai hati atau merugikan orang lain. Hal ini termasuk bagaimana kita mampu menahan pandangan yang tidak baik serta berbagai prasangka atau pikiran yang tidak membawa kebaikan.

Para orang suci ini berpuasa terhadap segala keterikatan atau kemelakatan kepada dunia dan seisinya.

Allah juga menempatkan ibadah puasa sebagai hal yang istimewa. Allah menegaskan bahwa puasa itu adalah untuk Allah dan Allah yang akan membalas-Nya. Banyak ahli agama memaknai firman ini bahwa puasa terbebas dari sifat riya atau pamer.

Di sisi lain puasa secara tidak langsung juga mengajarkan umat untuk selalu dalam suasana jiwa mengingat Allah. Ketika seseorang sedang berpuasa, kemudian tergoda oleh makanan kesukaan, maka menahan diri karena saat bersamaan ia sedang mengingat Allah.

Orang lain tidak ada yang tahu kalau saat puasa bisa makan atau minum di tempat tersembunyi, tapi ia menahan diri karena merasa diperhatikan oleh Allah. Inilah posisi kesadaran tertinggi seorang hamba yang selalu sadar kebersamaannya dengan Ilahi Rabbi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X