Kisah Buruh Tani Wanita di Sulawesi, dari Sekarung Gabah Bisa Sekolahkan Dua Anaknya

- Selasa, 28 Juni 2022 | 19:04 WIB
Rahmatan memilah gabah (Rudi Hartono/IDZ Creators)
Rahmatan memilah gabah (Rudi Hartono/IDZ Creators)

Tanpa menghiraukan area sawah yang berlumpur, Rahmatan (40) dan kedua putranya memotong batang padi yang telah menguning. Rahmatan dan putranya setia menggarap sawah milik ‘juragan’nya di Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Wanita ini memang bekerja sebagai buruh tani untuk menghidupi keluarganya sehari hari. Pekerjaan ini telah digelutinya selama bertahun-tahun.

-
Rahmatan bekerja sejak subuh (Rudi Hartono/IDZ Creators)

Selain untuk kebutuhan sehari-hari, dari hasil menjadi buruh tani ini pula Rahmatan membiayai sekolah kedua buah hatinya yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Kedua buah hatinya bahkan enggak segan untuk ikut membantu Rahmatan memanen tanaman padi di sawah berlumpur.

"Dari rumah berangkat setelah salat subuh. Semakin pagi dimulai semakin cepat selesai. Kalau sekolah libur anak anak ikut membantu juga,” terang Rahmatan.

Rahmatan enggak pernah terikat kontrak dengan siapapun. Biasanya mereka yang membutuhkan jasa Rahmatan akan mendatangi langsung kediamannya sehari sebelumnya.

-
Lahan yang biasa 'digarap' Rahmatan (Rudi Hartono/IDZ Creators)

Bukan sekedar memanen, Rahmatan juga memisahkan bulir padi dari batangnya menjadi gabah, dengan peralatan tradisional.

"Dulu suami saya juga ikut bekerja bersama saya, tapi sekarang sudah ada mesin panen. Jadi yang panggil saya untuk panen padi tidak sebanyak dulu, suami sekarang buruh bangunan,” lanjut Rahmatan.

Biasanya Rahmatan mendapatkan upah 1 hingga 2 karung gabah jika hasil panen yang dikumpulkan mencapai 10 karung.

Gabah ini oleh Rahmatan sebagian dijual dan sebagiannya lagi untuk persiapan kebutuhan beras di rumahnya.

"Pemilik sawah itu biasanya menghubungi saya kalau mesin padi tidak mampu turun di sawah becek, makanya saya selalu dapatnya sawah yang becek begini," curhat Rahmatan.

Meski bergantung pada pekerjan sebagai buruh tani, Rahmatan mengaku enggak pantang menyerah. Ia berharap kedua putranya bisa melanjutkan pendidikan hingga bangku kuliah, agar masa depan mereka lebih cerah.

-
Rahmatan enggak lelah menjadi buruh tani (Rudi Hartono/IDZ Creators)

Rahmatan juga mengaku bangga dengan kedua putranya yang sedikitpun tidak merasa risih membantu orang tuanya mencari nafkah di sawah.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X