Kontroversi Kisah Wanita di China Kumpulkan Mas Kawin 12 Tahun Agar Abangnya Bisa Nikah

- Kamis, 1 Desember 2022 | 11:41 WIB
Kisah wanita di China kumpulan harta agar saudara laki-lakinya bisa menikah. (Odditycentral)
Kisah wanita di China kumpulan harta agar saudara laki-lakinya bisa menikah. (Odditycentral)

Kisah seorang wanita baru-baru ini memicu kontroversi setelah mengklaim bahwa dia telah menghabiskan 12 tahun terakhir hidupnya mencoba mengumpulkan cukup uang untuk memastikan saudara laki-lakinya menemukan seorang pengantin perempuan.

Bukan rahasia lagi bahwa mendapatkan pengantin wanita di China lebih sulit daripada di kebanyakan negara lain.

Ini akibat dari kebijakan pemerintah yang mewajibkan pasangan punya satu anak. Dampaknya terjadi ketidaksetaraan gender.

Selama beberapa dekade, banyak pasangan, terutama di daerah pedesaan, mengincar anak laki-laki, berbagai upaya dilakukan untuk medapatkan anak lak-laki seperti aborsi berdasarkan jenis kelamin dan bahkan pembunuhan bayi.

Ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka bisa mendapatkan anak tunggal mereka adalah laki-laki. Laki-laki dinilai cukup kuat untuk bekerja dan lebih mungkin cukup sukses untuk merawat orang tua mereka di kemudian hari.

Alih-alih menekan jumlah penduduk, di China justru menciptakan ketidaksetaraan gender yang serius, dengan lebih banyak bujangan untuk setiap wanita, yang membuat sangat sulit bagi pria untuk mendapatkan pengantin.

-
Dia menjalankan usaha restoran membuat pancake. (Odditycentral)

 

Jadi dalam beberapa kasus, keluarga kaya menawarkan mas kawin yang besar untuk mendapatkan pengantin yang cocok. Tapi jadi masalah jika pria itu dari keluarga miskin dan kurang berada.

Pernikahan di China bukan hanya masalah asmara, di mana pengantin memiliki hubungan suka sama suka, tapi juga harga mas kawin yang berbicara.

Tradisi Tionghoa yang telah berlangsung lama di mana keluarga mempelai pria harus memberikan hadiah kepada keluarga mempelai wanita sebagai 'ganti rugi' telah berubah secara signifikan selama beberapa dekade terakhir.

Jika di tahun 60-an dan 70-an, hadiah sederhana seperti tempat tidur sudah lumrah, kemudian di tahun 80-an itu berubah menjadi barang elektronik seperti TV dan lemari es, tetapi sejak terjadi ledakan ekonomi yang dimulai pada 1990-an, harga mas kawin ini meningkat ke level di mana harga pengantin sekarang dibayar tunai dengan mobil dan rumah.

Bujangan dari keluarga miskin memiliki peluang yang sangat rendah untuk menemukan pengantin, sehingga beberapa daerah terpaksa mengimpor wanita muda dari negara tetangga. 

Tetapi beberapa keluarga sangat bertekad untuk melihat pria lajang mereka menemukan pengantin dengan cara kuno sehingga mereka mengorbankan milik mereka sendiri dengan hidup penuh perjuangan.

Ini terjadi tatkala, seorang wanita berusia 33 tahun dari provinsi Anhui, di China timur yang dilaporkan mendedikasikan 12 tahun terakhir hidupnya untuk memastikan saudara laki-lakinya memiliki cukup kekayaan untuk mendapatkan seorang istri.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X