Setiap pagi, para pedagang Pasar Loak Comboran, Malang, Jawa Timur, sibuk menggelar lapak dagangan mereka. Satu persatu pedagang merapikan barang dagangan mereka seperti onderdil motor bekas, part komputer, minyak wangi, kabel, buku bekas, sepatu bekas, sampai handphone.
Bermodal alas seadanya dan payung atau tenda, para pedagang ini bukan berjualan di kios atau pinggir jalan melainkan di pinggir rel kereta api aktif yang biasa dilintasi kereta Pertamina.
Konsepnya mirip dengan Maeklong Railway Market, yakni pasar di Thailand yang lapaknya berada tepat di pinggiran rel aktif.
Aksi nekat pedagang Pasar Loak Comboran sudah mereka lakoni bertahun-tahun. Meski berbahaya, para pedagang ini tetap berjualan setiap pagi. Mereka berjualan di bantaran rel selebar kurang dari 1 meter.
Barang dagangan menempel di besi rel. Jadi pembeli mau tak mau harus berjalan di atas rel ketika hendak berbelanja.
Selain mengancam keselamatan pedagang, kondisi ini juga sangat membahayakan para pembeli, karena enggak jarang di tengah keramaian tiba-tiba pedagang dan pembeli harus berhimpitan dengan yang lain ketika kereta api lewat.
Para pedagang juga sudah terbiasa dengan aktivitas bongkar pasang tenda jualannya ketika kereta api hendak melintas. Seolah berkejaran dengan waktu, ketika kereta telah lewat tenda dagangan kembali mereka gelar di rel kereta api.
Meski sudah diperingatkan, para pedagang di Jalan Halmahera, Malang ini tetap saja berjualan di atas rel kereta api karena mereka enggak punya lapak lagi.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini