Kisah Santoso, 19 Tahun Melayani Penukaran Uang Rusak! Emang Enggak Rugi?

- Selasa, 19 April 2022 | 14:14 WIB
Pria ini terima uang rusak (Is Ariyanto/IDZ Creators)
Pria ini terima uang rusak (Is Ariyanto/IDZ Creators)

Motor tua dengan loudspeaker atau pengeras suara jadi alat dinas Santoso, atau yang lebih akrab dipanggil Pak Dul. Dengan pengeras suaranya, Pak Dul berkeliling wilayah Solo dan sekitarnya untuk menawarkan jasa penukaran uang rusak.

Setiap uang rusak yang ditukarkan, akan diganti sama Pak Dul dengan uang layak edar atau yang bisa dipakai untuk transaksi jual beli.

-
Santoso menerima uang rusak dan menukarnya dengan uang layak pakai (Is Ariyanto/IDZ Creators)

Setiap hari warga Mranggen, Manang, Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut ‘bertugas’ keliling Kota Solo sekitar jam 06.30 sampai 16.00 WIB. Kegiatan ini sudah ia lakoni sejak 2003 hingga sekarang.

Kepada Tim IDZ Creators, Pak Dul mengaku enggak pernah menentukan tempatnya bekerja. Terkadang di keramaian, di pinggir jalan, keliling dari kampung ke kampung dan di pasar. Tetapi pria ini paling mudah ditemui di pasar seperti di Pasar Bekonang, Sukoharjo, Pasar Kembang Solo, Pasar Gemblegan Solo dan pasar lainnya di Solo raya.

-
Pak Dul berkeliling ke pasar yang ramai (Is Ariyanto/IDZ Creators)

Pak Dul berkeliling dari pasar ke pasar mulai dari Pasar Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan sejumlah pasar lainnya, berdasarkan hari pasaran dalam kalender Jawa. Karena di hari tersebut pasar yang buka di hari tertentu tersebut akan selalu ramai dan banyak orang yang menukar uang rusak.

Menurut Pak Dul, enggak semua uang rusak bisa ditukarkan, karena aturan dari Bank Indonesia fisik uang rusak harus menyisakan lebih dari 78% atau duapertiga bagian. Sehingga dengan peraturan tersebut Pak Dul harus lebih jeli menaksir fisik uang rusak rusak untuk menghindari kerugian.

Setiap uang yang rusak akan ditaksir tingkat kerusakannya. Uang dengan kerusakan ringan dia memberikan uang ganti 90% dari nilai nominalnya. Sedang uang dengan tingkat kerusakan berat sebesar 70 hingga 80%.

-
Contoh uang rusak yang diterima Santoso (Is Ariyanto/IDZ Creators)

Kebanyakan uang rusak tersebut karena dimakan rayap, dimakan tikus, lusuh, robek, terpotong, terbakar atau cara penyimpanan yang salah. Menurut Santoso setiap harinya pasti ada saja orang yang menukar uang rusak, tetapi jumlahnya enggak menentu.

“Misalnya uang rusaknya Rp50 ribu saya tukar dengan uang layak edar Rp40 ribu. Jadi potongannya sekitar 10 persen hingga 15 persen tergantung dari tingkat kerusakannya,” Jelas Santoso kepada Tim IDZ Creators saat ditemui di Jalan Kebangkitan Nasional, Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/4/2022).

Enggak selalu mulus, dalam bekerja Pak Dul juga pernah apes atau sial, ia menemukan uang palsu yang terselip di antara tumpukan uang rusak.

“Terkadang juga menemukan selembar uang yang telah disambung dengan selotip tetapi nomor seri kanan dan kirinya enggak sama,” ungkap Santoso.

Setelah semua uang rusak terkumpul, Santoso akan merapikan terlebih dahulu. Mulai dari menata sesuai nominalnya, uang yang robek akan disambung dengan selotip dan jika nominalnya sudah banyak, akan ditukar di Bank Indonesia Solo.

Enggak hanya menerima penukaran uang rusak, Pak Dul juga melayani jasa penukaran mata uang asing. Seperti mata uang Malaysia, Filipina, China, Jepang, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya. Besar kecilnya nilai tukar mata uangnya tergantung dari nilai tukar uang saat ini, setelah dicek melalalui internet di handphonenya.

-
Santoso sedang menunggu pelanggan (Is Ariyanto/IDZ Creators)

Pak Dul atau Santoso berharap kepada masyarakat luas untuk lebih mencintai Rupiah dengan merawatnya. Kalau kerusakannya sudah terlanjur parah maka uang enggak bisa ditukarkan lagi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X