Puasa Arafah biasanya dijalankan untuk menyambut Idul Adha. Hukum dari puasa ini sendiri adalah sunnah Muakad, yang berarti sangat dianjurkan.
Dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Muslim).
Dari hadist tersebut terlihat bahwa puasa Arafah dapat mendatangkan pengampunan dosa yang cukup banyak hingga dua tahun.
Dalam riwayat lain disebutkan juga:
“Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan dari api neraka dibanding hari Arafah.”
Jadi, sudah sangat jelas bahwa puasa Arafah ini membawa banyak berkah bagi umat Muslim. Sebelum menjalankan puasa ini, kamu harus tahu niat puasa Arafah serta tata cara, juga waktu pelaksanaannya berikut ini.
Niat Puasa Arafah
Sebelum berpuasa Arafah, kamu wajib membaca niat ini agar puasa Arafah kamu sah dan diridhoi oleh Allah Swt.
"Nawaitu shauma ghadin'an ada'i sunnati yauma Arafah lillahi ta'ala."
Artinya: Saya berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah
Puasa Arafah dijalankan pada tanggal 8 dan 9 Zulhijah, atau tepat sehari sebelum perayaan Iduladha.
Waktu ini bertepatan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah bagi umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji. Maka itu, bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji ada larangan untuk melaksanakan puasa Arafah.
Hal tersebut disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Majah dan Ahmad sebagai berikut:
“Aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi jamaah haji yang sedang di Arafah.” Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)