Kiat Agar Panic Buying Tak Kembali Terjadi, Psikolog: Akal Sehat dan Hati Nurani Dipakai

- Rabu, 7 Juli 2021 | 15:48 WIB
Ilustrasi panic Buying. (Freepik).
Ilustrasi panic Buying. (Freepik).

Pembelian impulsif atau panic buying akibat mengambil keputusan secara emosional seperti yang terjadi dalam kasus tabung oksigen hingga susu berlogo beruang beberapa waktu lalu bisa dihindari. 

Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia Mega Tala Harimukthi mengatakan, kembali ke akal sehat dan hati nurani bisa menjadi salah satu kiatnya.

Merujuk pada kelangkaan tabung oksigen karena diburu orang seiring meningkatnya angka kasus Covid-19, cobalah kembali memahami siapa saja yang sebetulnya membutuhkan alat ini, khususnya di tengah pandemi Covid-19. 

"Saya sarannya, edukasinya itu pertama kembali ke akal sehat, hati nurani kita. Kalau merasa diri sehat (tidak mempunyai penyakit bawaan yang membutuhkan tabung oksigen, kita enggak punya asma misalnya, sakit jantung dan penyakit lain yang berhubungan dengan pernapasan), tidak perlu dulu untuk memborong tabung oksigen," kata Tala mengutip ANTARA beberapa waktu lalu.  

Di sini, orang-orang yang mempunyai kapasitas ilmu medis khususnya terkait Covid-19 atau bahkan pihak media bisa berperan mengedukasi masyarakat misalnya dalam bentuk infografis. 

Baca Juga: Bikin Terharu, Anak Down Syndrome Ini Rajin Lakukan Pekerjaan Rumah, Bantu Lipat Pakaian

Selain itu, pemanfaatan media sosial misalnya TikTok, Instagram dan lainnya juga bisa dicoba sebagai sarana penyampai informasi. 

"Bentuk edukasi yang mudah dipahami bisa infografis, sekarang ada TikTok yang bisa menjadi sarana penyampai informasi, Instagram, pokoknya memanfaatkan banyak media untuk mengedukasi masyarakat bahwa tidak perlu panic buying yang sampai merugikan orang lain," ujar Tala. 

Kemudian, untuk masyarakat yang cenderung cemas sehingga berisiko panic buying akibat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau segala kebijakan pembatasan kegiatan di luar rumah, bisa mencatat daftar kebutuhan dan membelinya sesuai daftar.  

Tala menyarankan agar mempertimbangkan barang yang akan dibeli hanya sesuai kebutuhan. Hal ini juga berlaku saat Anda melihat orang mengunggah daftar belanjaannya. Pikirkan kembali barang yang orang lain beli itu Anda butuhkan atau tidak. 

Hal ini agar Anda tak mengambil keputusan secara emosional dan impulsif lalu membuat Anda berbelanja hal yang sama dengan orang lain padahal barang itu tak Anda butuhkan. 

"Pertimbangkan sebelum belanja apakah kita benar-benar membutuhkan barang yang akan dibeli itu. Kalau ada orang lain yang beli, belum tentu kita butuhkan. Balik ke kesadaran kita sendiri untuk belanja," kata dia. 

Kemudian, bila merasa tidak nyaman hingga membuat Anda cemas dan panik dengan pemberitaan yang ada di televisi atau media lainnya, sebaiknya berhenti dulu mengaksesnya. 

Sebisa mungkin, kendalikan diri dalam menerima informasi yang masuk. Menurut Tala, di kondisi saat ini, informasi yang datang bisa sangat banyak baik itu valid atau justru hoaks.  

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X