Cerita Haru Pedagang Gratiskan Tas dan Sepatu dengan Dua Syarat, Mengaku Gak Takut Miskin

- Jumat, 29 Juli 2022 | 15:20 WIB
Sigit gratiskan tas dan sepatu untuk anak tidak mampu (Eko Primaryanto/Z Creators)
Sigit gratiskan tas dan sepatu untuk anak tidak mampu (Eko Primaryanto/Z Creators)

"Menjadi orang baik tak perlu harus menunggu kaya", kata itu yang selalu ditanamkan oleh Bagus Sigit Santoso, seorang penjual topi dan tas di Kawasan Gedangan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Pedagang topi, tas dan aneka aksesori ini enggak takut jadi “kekurangan” meski menggratiskan dagangannya untuk anak tidak mampu.

Viral di media sosial

Aksi ini berawal dari postingannya di grup Facebook, yang bertuliskan “Buat orang tua yang mempunyai 2 profesi berikut, Pemulung atau Tukang Becak. Jika memiliki anak kecil yang mau atau masih sekolah Paud, TK, SD namun belum mampu atau kesulitan untuk membeli sepatu dan tas Sekolah untuk putera-puterinya, silahkan ke tempat jualan saya, saya kasih gratis. Jangan lupa anaknya diajak ya, lokasi depan makam Danyung,” tulisnya. 

-
Sigit merapikan tas dagangannya (Eko Primaryanto/Z Creators)

Kontan saja postingannya langsung diserbu netizen, mereka terharu dan salut dengan niat Sigit. Ada yang memberi semangat dan mendoakan Sigit biar laris. Banyak pula orang yang menghubunginya untuk mendapatkan tas atau sepatu dagangan Sigit.

Tas dan sepatu dari membantu teman

-
Sigit gratiskan tas dan sepatu untuk kaum dhuafa (Eko Primaryanto/Z Creators)

Kepada Tim Z Creators, Eko Primaryanto, Sigit mengaku kalau sepatu dan tas yang ia bagikan didapat dari temannya yang gulung tikar. Sigit kemudian membelinya untuk membantu sang teman. Kemudian tas dan sepatu tersebut kini dibagikan untuk membantu orang yang membutuhkan.

“Niat baik saya dijawab Tuhan. Belum juga tas dan sepatu dibagikan, topi dagangan saya laku beberapa buah.” Kata Sigit berkaca-kaca.

-
Sigit mengukur sepatu untuk penerima bantuan (Eko Primaryanto/Z Creators)

Karena terbatas jumlahnya, maka Sigit memberi syarat agar orang tua membawa sang anak untuk mengukur sepatu di lapaknya. Karena menurutnya, banyak juga yang mengaku punya anak demi mendapat tas atau sepatu gratis. Ada juga yang datang berterus terang meminta uang. 

Pedagang dan juru parkir

Sebelumnya Sigit pernah bekerja di sebuah perusahaan. Karena anak bungsunya mengalami kelainan gen dan sering keluar masuk rumah sakit akhirnya Sigit memutuskan untuk resign dan berdagang sampai sekarang.

Ketika kafe di depan lapaknya mulai beroperasi, Sigit bergegas menjadi juru parkir sambil berjualan.

Lapak kecil dan sederhana milik Sigit buka setiap hari mulai jam 07.00-16.00 WIB.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

-
Z Creators

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X