Menjelang bulan puasa, setiap negara punya cara masing-masing dalam menentukan awal Ramadan.
Di Indonesia, baik pemerintah maupun organisasi Islam menggunakan beberapa metode penentuan awal puasa Ramadan.
Setelah berhasil menemukan kapan awal bulan Ramadan dimulai, barulah ketetapan tersebut diumumkan kepada masyarakat Indonesia lewat sidang isbat.
Lantas, bagaimana cara menentukan 1 Ramadhan? Simak penjelasan Indozone mengenai penentuan puasa awal Ramadan melalui dua metode berikut ini.
Penentuan Awal Puasa Ramadan
Menentukan awal Ramadan merupakan perihal penting bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa.
Tak hanya itu, penentuan puasa awal Ramadan juga dapat menentukan kapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal dalam kalender hijriah.
Di Indonesia, penentuan puasa awal Ramadan ditentukan melalui dua metode, yakni rukyat dan hisab.
Kedua metode ini telah tercantum dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 dan UU Nomor 3 Pasal 25 A.
Berikut penjelasan mengenai perbedaan metode rukyat dan hisab dalam menentukan awal Ramadan:
1. Rukyat
Rukyat sebenarnya merupakan metode penentu awal Ramadan yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Secara harfiah, rukyat artinya adalah mengamati penampakan hilal atau bulan sabit yang berbentuk tipis.
Biasanya, kemunculan hilal hanya berlangsung selama 15 menit atau paling lama 1 jam.
Setelah itu, hilal akan tenggelam bersama matahari karena bumi berotasi lebih cepat daripada bulan berevolusi.