Kisah Kakek Kasmun, Jualan Bakso 45 Tahun Demi Biayai Sekolah Anak dan Cucu

- Jumat, 18 Februari 2022 | 09:00 WIB
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Perjuangan tiada henti, tak terbatas ruang dan waktu. Mungkin ungkapan itu sangat cocok disematkan pada diri Kasmun, lelaki rentah yang memilih untuk tetap berjualan bakso di usianya yang sudah senja. 

Kasmun adalah warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di usianya yang sudah mencapai 76 tahun, Kasmun semestinya bisa menikmati hari-hari tuanya dengan banyak beristirahat dan kumpul bersama anak dan cucu di rumah.

-
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Namun yang terjadi justru Kasmun setiap harinya masih harus banting tulang, memeras keringat dengan berjualan bakso di Objek Wisata Bendungan Selorejo.

Mirisnya lagi, Kasmun yang sudah mulai berkurang pendengarannya, menjajakan baksonya bukan dengan gerobak dorong melainkan dipikul dengan tempat khusus yang ia bikin sendiri.

-
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Setiap hari, Ia berjualan bakso mulai pagi dan baru pulang pada petang hari atau menjelang waktu sholat maghrib. Beruntung kalau dagangannya habis, ia bisa langsung beristirahat. Namun jika masih ada sisa dagangan, ia terpaksa kembali berjualan meski di sekitar rumahnya.

-
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Profesi sebagai penjual bakso ini sudah dijalani kakek kelahiran tahun 1946 ini, sejak tahun 1977 saat usianya masih 31 tahun. Hingga 45 tahun berlalu, di saat usianya sudah mencapai 76 tahun, Kasmun tetap setia berjualan bakso yang diraciknya sendiri. Ia pernah berjualan di berbagai daerah, mulai dari Kota Batu, Malang hingga Kediri.

-
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Dari awal jualan sampai sekarang, baksonya selalu dipikul karena tak mampu beli gerobak. Keuntungan dari hasil berjualan baksonya kerap habis untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga membantu biaya pendidikan ketiga cucunya.

Hidup sebagai seorang duda setelah ditinggal wafat istri tercinta pada tahun 1995, Kasmun tak pernah patah semangat. Dalam benaknya, Ia harus terus berjuang demi membiayai hidup dan sekolah kedua anaknya.

Beban tanggung jawabnya kian berat seiring lahirnya tiga orang cucunya, yang bahkan sampai kini masih harus Ia tanggung biaya sekolahnya.

-
Kakek Kasmun, berjualan bakso demi biaya sekolah anak dan cucu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Saat berjualan bakso, Kasmun selalu berusaha jujur kepada para pembeli. Ia tak pernah membedakan harga antara warga biasa dengan wisatawan. Seporsi baksonya dihargai sama yaitu Rp10 ribu saja. Ia berprinsip, keuntungan dari jualan bakso ini akan digunakan untuk biaya hidup dan biaya sekolah. Jadi harus didapatkan dengan cara halal agar berkah.

Kasmun tak tahu akan sampai kapan berjualan bakso, yang jelas Ia tak mau berdiam diri saja di rumah karena itu hanya akan membuat badannya lebih mudah merasa capek dan pegal-pegal. Apalagi sejak muda, Ia sudah terbiasa bekerja keras.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini 

-
IDZ Creators

 

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X