Menjadi seorang guru bukanlah profesi yang mudah. Mereka harus mentransfer pendidikan kepada puluhan anak murid yang berbeda sifat dan sikap.
Tidak hanya itu, guru juga harus berhadapan dengan protes orangtua, peraturan negara yang rumit, dan gaji yang tak seberapa.
Di masa pandemi Covid-19, tugas para guru semakin berat karena semua dialihkan menjadi online. Mereka harus beradaptasi dengan sistem teknologi baru yang tak pernah mereka coba sebelumnya.
Salah satunya adalah guru asal Malaysia yang bernama Mustakim ini. Dia meminta kepada anak-anaknya untuk mengajari dia cara memakai Zoom agar bisa mengadakan kelas online.
Mirisnya, saat kelas online dibuka, tidak ada satupun murid yang hadir atau online. Cuma Mustakim sendiri yang termangu menatap layar monitor.
Kesiannya abi, dia buat class budak budak dia sorang pun tak masuk. Sampai abi nak kena call sorang sorang, tu pun diaorang tak angkat. diaorang tahu abi akan call diaorang kalau waktu hari ada class then diaorang mati kan fon ????
— Nuha ???? (@skinleas) November 25, 2020
Baca juga: Kemendikbud Sebut Guru Honorer yang Ikut Seleksi PPPK Maksimal 59 Tahun
Mustakim sudah menelpon seluruh muridnya satu per satu, namun tidak ada yang mengangkat. Kisah Mustakim ini kemudian diunggah oleh putrinya, Nuha, ke Twitter.
"Kasihannya ayahku. Dia mengadakan kelas online, namun murid-muridnya tidak ada yang hadir. Dia menelpon mereka satu per satu, namun tidak dijawab. Mereka tahu bahwa ayahku akan menelpon, sehingga mereka mematikan ponsel," cuit Nuha, Rabu (25/11/2020).
Tengok la ni abi sorang je, class abi start 8:30 tadi now dah nak 9 lebih tapi takda siapa masuk ???? pic.twitter.com/RlWpLKuwgL
— Nuha ???? (@skinleas) November 25, 2020
Kelas online itu seharusnya dimulai jam 8.30 pagi, namun hingga jam 9 pagi tidak ada satupun murid yang online.
Beberapa muridnya beralasan mereka harus kerja, mati lampu, hingga susah jaringan, sehingga tidak bisa hadir di kelas online.
Tak mau ayahnya bersedih, Nuha akhirnya masuk ke dalam kelas online itu untuk menghibur sang ayah.
"Dia seperti akan menangis. Dia begitu bersemangat saat meminta kami mengajari cara menggunakan Zoom meeting atau Google Meet. Tapi, ketika tidak ada murid yang hadir di kelas online, dia begitu sedih," tambah Nuha.