Meski Lebaran telah usai, antusiasme warga Desa Batu Seratus, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara untuk membeli pakaian masih sangat tinggi. Bukan di mal atau kawasan pertokoan, mereka memborong baju di Pekan Rabu, atau pasar yang hanya buka setiap Rabu.
Enggak heran kalau pasar ini selalu ramai, karena pedagangnya menjual pakaian branded bekas dari luar negeri. Atau istilah zaman sekarangnya, pasar ini adalah thrift shop.
Bukan cuma warga Desa Batu Seratus, Langkat saja yang memadati pasar ini. Menurut para pedagang pakaian bekas, kalau momen libur atau Hari Raya pengunjungnya bahkan datang dari luar kota, dari Aceh salah satunya.
Baju, kemeja, dress, celana, sepatu dan aneka produk fashion lainnya, jadi buruan para pembeli. Menurut Ida, salah satu pembeli, ia sengaja datang ke sini untuk thrifting baju ala Korea. Ia juga enggak menyangka, antusiasme pembeli lainnya juga sangat tinggi, terutama di hari ke-tiga Lebaran, Rabu (4/5/2022) lalu.
“Enggak menyangka kalau pengunjung ramai sekali ke sini. Tapi pembeli di sini bukan saja berasal dari Langkat, bahkan Aceh, karena di sini banyak barang bermerek ditambah lagi harganya yang ekonomis," tutup Ida.
Buat sebagian kalangan, thrifting adalah budaya populer yang mengesampingkan faktor higienitas. Tapi di Indonesia, thrifting punya penggemarnya tersendiri.
Konsep thrifting yang mendukung kampanye zero waste mendapat sambutan baik dari banyak kalangan, terutama anak muda.
Selain itu, thrifting juga bisa disebut sebagai kegiatan membeli barang bekas pakai, namun bukan berarti kualitas barang yang dijual enggak bagus. Sebaliknya, barang yang dijual di toko thrift biasanya masih dalam keadaan layak dan berkualitas. Nah, barang-barang yang dijual di thrift shop biasanya disebut dengan istilah preloved.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.