Saat jemaah haji tiba di Tanah Air tentu saja keluarga dan kerabat berdatangan melakukan penjemputan. Tidak hanya satu atau dua orang kerabat. Di Sulawesi Selatan sanak keluarga yang menjemput bahkan bisa membawa empat sampai lima mobil rombongan. Enggak hanya itu, mereka juga selalu menjadi pusat perhatian.
Ini tidak lepas dari penampilan mereka yang sangat mencolok. Mereka berpakaian mewah lengkap dengan riasan wajah sambil mengenakan perhiasan emas yang enggak wajar.
Sekilas tak nampak seperti jemaah haji yang baru tiba dari Tanah Suci, melainkan rombongan yang ingin menghadiri acara pernikahan. Lalu apa tujuan para jemaah haji tersebut?
“Ini sebenarnya bukan hanya tradisi orang tua kita dulu, tapi bentuk penghargaan kepada diri mereka sendiri karena mayoritas orang Bugis itu bekerja untuk berhaji. Ini pencapaian luar biasa bagi kita yang dari kampung,” kata Nita salah satu jemaah haji asal Kabupaten Sidrap.
Jemaah haji Bugis dan Makassar sudah mempersiapkan pakaian yang akan di kenakan saat akan kembali ke Tanah Air jauh-jauh hari. Beberapa diantaranya bahkan sengaja memesan pada desainer lokal.
"Bisa dibilang setelah berhaji status sosial juga akan berubah, karena di kampung itu mereka yang sudah berhaji sangat di istimewakan. Dianggap spesial karena bagi orang kampung tidak mudah untuk bisa berhaji,” lanjut Nita.
Lebih lanjut para jemaah haji Sulawesi Selatan sadar bahwa banyak masyarakat yang mencemoohnya. Tapi ia mengaku jika apa yang dilakukan tersebut adalah bagian dari budaya.
"Beberapa orang itu hanya melihat penampilannya disebut glamor, bergaya atau bahkan norak. Padahal mereka tidak tahu, culture Bugis itu bagimana, kalau mereka paham saya yakin mereka tidak fokus pada penampilannya tapi perjuangan mereka untuk berhaji,” imbuhnya.
Sepulang dari Tanah Suci memang wajar jika masyarakat Bugis dan Makassar jadi pusat perhatian. Beberapa jemaah perempuan terlihat mengenakan kerudung berornamen keemasan yang menjuntai dengan perhiasan emas yang dibeli di Mekkah.
Saat tiba di rumah biasanya acara besar akan digelar untuk menyambut kedatangannya. Ibadah haji bagi masyarakat Bugis memang sangatlah sakral.
Sebelum kembali ke Tanah air mereka bahkan sudah melakukan ritual "Mappatoppo”. Caranya jemaah laki laki akan dipakaikan kopiah atau jubah putih, sementara untuk jemaah perempuan pakai semacam tali emas di kepala, mirip dengan proses wisuda. Ritual sakral ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
Artikel menarik lainnya:
- Pulang dari Mekah, Jemaah Haji Sidrap Tampil Glamor dengan Perhiasan Emas Mentereng
- Kisah Anak Tukang Galon Berhasil Juara Dunia Pencak Silat, Nama Indonesia Menggema!
- Ada Temuan Cabai Porno Tumbuh Subur di Rumah Warga Solo, Begini Bentuknya!
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.