Aman Nggak Sih Menggunakan Jasa Ojek Online di Tengah Pandemi Corona?

- Minggu, 22 Maret 2020 | 19:49 WIB
Pengendara ojek online melihat pengumuman penutupan shalter sementara di Stasiun Depok Lama, Depok (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
Pengendara ojek online melihat pengumuman penutupan shalter sementara di Stasiun Depok Lama, Depok (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Menyusul pembatasan transportasi umum di sejumlah titik karena pandemi virus corona baru (COVID-19), mau tak mau para pekerja yang masih dituntut masuk kantor harus mencari opsi transportasi lain.

Contohnya menggunakan kendaraan pribadi atau ojek dan taksi daring (online). Lalu, apakah berpergian dengan ojek atau taksi daring lebih aman daripada menggunakan transportasi umum massal?

Dilansir dari The Telegraph, taksi relatif aman digunakan di tengah pandemi karena memiliki ruang tertutup dan orang yang ada di dalamnya pun terbatas.

-
Driver ojek online berkumpul menunggu penumpang (INDOZONE/Arya Manggala)

Sejumlah ahli kesehatan dan keamanan merekomendasikan, tempat paling aman untuk duduk adalah tepat di belakang pengemudi, karena penumpang cenderung tidak akan terkena tetesan air (droplet) saat pengemudi batuk atau bersin.

Di Indonesia, perusahaan ojek online berusaha untuk memastikan layanan transportasi daringnya tetap aman bagi pengguna maupun mitranya di tengah pandemi corona baru ini.

"Kami telah menempatkan berbagai upaya pencegahan tambahan serta paket dukungan untuk melindungi kesehatan, kesejahteraan dan keberlangsungan hidup mereka," kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Sementara itu, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi juga mengatakan terdapat tiga area penting untuk mencegah penyebaran virus, yaitu pembatasan jarak sosial (social distancing), mempraktikkan gaya hidup sehat, dan menjaga produktivitas.

-
Driver ojek online mengangkut penumpang (INDOZONE/Arya Manggala)

"Ekosistem Gojek terdiri dari ratusan juta individu, dan kami yakin upaya pencegahan yang dilakukan Gojek dapat memiliki dampak besar dalam memperlambat atau mencegah penyebaran COVID-19," ujar Kevin.

Salah satunya adalah menyediakan hand sanitizer dan masker kepada mitra driver. Gojek juga memberlakukan penonaktifan sementara akun mitra yang sedang dalam observasi tes COVID-19, hingga adanya konfirmasi tes kesehatan dari pemerintah. 

Untuk Grab, mereka mengatakan ada 100 ribu masker dan hand sanitizer untuk mitra pengemudi yang aktif dan dapat diambil di stasiun kereta terpilih, GrabBike Lounge, dan dapat ditukarkan melalui program GrabBenefits.

"Hal ini akan memungkinkan para mitra pengemudi untuk mensanitasi kendaraan dan tas pengiriman mereka dengan baik sepanjang hari," ujar Neneng.

"Para pengemudi GrabBike juga diingatkan untuk selalu mengenakan helm dan sarung tangan yang bersih, serta menjaga kesehatan," katanya menambahkan.

Grab Indonesia juga menyediakan Grab Safety Hotline, Pusat Bantuan di Aplikasi Grab Driver, dan melalui forum online untuk menjawab pertanyaan dan segera memberikan bantuan terkait informasi kesehatan dan keamanan yang dibutuhkan.

-
Pelepasan taksi daring Grab secara simbolis oleh Komandan Lanud Adi Soemarmo Kolonel PnB Indan Gilang B.(Antara/ Aris Wasita)

Yang perlu dilakukan penumpang

Di lain pihak, ada baiknya penumpang juga turut menjaga kebersihan dan kesehatan. Misalnya, dengan menggunakan helm pribadi ketimbang menggunakan helm milik driver ojol.

Halaman:

Editor: Zega

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X