Bocah laki-laki bernama Khazis (12) rela menghabiskan masa remajanya membanting tulang untuk menghidupi ibu dan adiknya.
Bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ini, rela sering tidak sekolah demi berjualan abu gosok untuk mendapatkan uang tak seberapa.
Khaziz yang menjadi tulang punggung keluarganya, diketahui mengumpulkan abu gosok yang didapatkannya dari hasil pembakaran sekam padi ke dalam kantong-kantong plastik.
Kadang Khaziz melakukan pekerjaannya bersama sang adik. Mereka kemudian menjajakan bungkusan abu gosok itu di depan minimarket tanpa merasa malu. Satu bungkus abu gosok itu dijual seharga Rp2 ribu.
Pekerjaan itu telah dilakukan Khaziz selama setahun, berjualan dari pukul 8 pagi hingg 5 sore.
Ibu Khazis bernama Eva tidak bisa banyak membantunya lantaran harus mengurus dua adiknya dan rumah berukuran 3×2 meter milik saudaranya.
Bukan tidak mementingkan pendidikan yang masih ditempuhnya, namun Khazis takut jika dirinya memilih sekolah, maka secara otomatis tak ada yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup ibu dan kedua adiknya.
Padahal Khazis bercita-cita menjadi seorang polisi dan hendak merasakan betapa bahagianya mengenyam pendidikan di pesantren.
