Psikolog dan CEO APDC Indonesia (Personal Development Center), Analisa Widyaningrum mengatakan generasi muda saat ini paling banyak menggunakan mesia sosial. Hal ini karena mereka merupakan generasi yang sudah terpapar teknologi digital sejak dini (digital native).
Analisa menyebut generasi ini lebih tertarik dengan konten visual dibanding tekstual. Ia pun mengatakan pentingnya mengontrol penggunaan media sosial.
"Mereka gampang melihat sesuatu yang menarik. Dan ini perlu disertai dengan mindset untuk terus berhenti dari frustrasi karena kita tidak bisa mengendalikan situasi," kata Analisa dalam konferensi pers virtual TikTok Talk+, Kamis (28/10/2021).
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang harus beraktivitas dari rumah disebut Analisa memang bisa membuat frustrasi. Dengan kehadiran teknologi digital, dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
Namun ia mengingatkan agar generasi muda mengontrol informasi yang mereka peroleh dari media sosial, sehingga tidak mengganggu kesehatan mental.
"Banyak manfaat dari platform digital ini, generasi muda bisa memanfaatkan dengan baik. Kalau tidak dikontrol dengan mindset positif dan analitical thinking yang baik bisa jadi negatif untuk isu psikologis dan kesehatan mental mereka. Jadi kontrol bagaimana bisa ambil sisi positifnya," lanjut Analisa.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar para generasi muda dapat memilah lagi informasi yang diterima dari media sosial.
"Kalau dapat satu informasi jangan lupa dipikir lagi ini informasinya valid nggak? Terus pengaruhnya apa buat saya?" katanya.
BACA JUGA: Menolak Tua, 4 Zodiak Ini Selalu Berjiwa Muda
Ia juga memaparkan sebuah riset yang menyatakan ketika seseorang menggunakan media sosial secara berlebihan, dapat mengakibatkan kondisi psikologis yang memengaruhi sistem kerja otak.
"Misalnya, ketika kita post sesuatu, dapat likes dan komen, itu juga meningkatkan kadar dopamine kita. Kalau ini berlebih, ini bisa tidak bisa kita tanggulangi dan bisa menjadi fenomena lain seperti FOMO (fear of missing out), hingga merasa dibenci atau di-bully," tandasnya.