Kalau melihat aneka macam souvenir cantik ini, orang pasti enggak menyangka kalau bahan yang digunakan adalah tanduk kerbau. Naryoto (60) warga Urutsewu, Ampel, Boyolali ini sudah lebih dari 10 tahun menjalankan usahanya yang diberi nama 'Lancar Jaya'.
Usahanya fokus pada produksi souvenir berbahan tanduk kerbau. Ada beraneka macam barang yang diproduksi dari tanduk kerbau tersebut di antaranya pipa rokok, sisir rambut, gelang, tempat perhiasan, hingga gelas sloki.
Naryoto mengawali bisnis kreatifnya ini dari mengikuti pelatihan, hingga kini ia berhasil mempekerjakan 8 orang perajin. Naryoto mengungkapkan bahwa tanduk kerbau sebagai bahan utama pembuatan aneka souvenir ini banyak ia peroleh dari Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.
"Kalau bahan saya datangkan dari daerah-daerah Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara. Saya belinya kiloan, yang murah tanduk hitam harganya Rp100 ribuan per kilogram, kalau yang mahal tanduk putih bisa mencapai Rp300 ribu per kilogramnya. Di sekitar sini juga sebenarnya ada yang menjual tanduk kerbau tapi kurang besar ukurannya, kalau kurang besar akan sulit saat proses produksi, jadi saya pilih mendatangkan dari luar Pulau Jawa." Ungkap Naryoto.
Untuk pemasaran berbagai produk souvenir ini Naryoto masih mengandalkan cara lama, yakni dengan menyetorkan ke gerai-gerai souvenir di berbagai lokasi wisata di Pulau Jawa hingga Bali.
"Saya tidak pakai cara online, ya saya setorkan ke langganan-langganan saya yang biasanya mereka itu jualan di kios atau pasar wisata seperti di dekat Candi Borobudur, di Malioboro, juga pantai-pantai Jawa dan Bali. Kalau yang paling jauh itu pernah kirim ke Jepang dan Vatikan yang beli turis, barangnya gelas sloki ini." Ucap Naryoto.
Harga souvenir berbahan tanduk kerbau yang dijual Naryoto ini tergolong murah, mulai dari Rp7500 rupiah untuk alat kerokan, Rp35 ribu untuk pipa rokok dan Rp75 ribu untuk alat garuk punggung. Sementara untuk produk custom atau sesuai pesanan, harganya bisa mencapai ratusan ribu Rupiah.
Walaupun enggak menggelar dagangannya di rumah, Naryoto juga sering melayani pembeli yang datang langsung ke rumahnya.
Naryoto enggak menyebutkan berapa omzet yang telah ia peroleh dari usaha kreatifnya tersebut namun baginya yang penting bisa membantu perekonomian para perajin souvenir.
Salut!
Artikel menarik lainnya: