Senang Melihat Orang Lain Susah, Apakah Pertanda Gangguan Jiwa?

- Senin, 9 September 2019 | 14:58 WIB
Ilustrasi tertawa. (Unsplash/bruce mars)
Ilustrasi tertawa. (Unsplash/bruce mars)

Perasaan senang yang diam-diam muncul saat melihat saingan kita gagal dalam suatu pekerjaan, atau saat orang yang tidak kita senangi terluka, merupakan contoh schadenfreude.

Schadenfreude berasal dari bahasa Jerman yang diartikan sebagai perasaan bahagia yang timbul saat melihat penderitaan orang lain. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa schadenfreude merupakan respon kebanyakan manusia ketika menghadapi suatu humor yang mengandung kekerasan.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2014 mengungkapkan bahwa anak usia 2 tahun sudah bisa merasakan schadenfreude sebagai respon atas kondisi tidak adil yang melibatkan orang-orang disekitarnya.

Menurut asisten profesor psikologi di Universitas Harvard yang telah melakukan penelitian luas tentang schadenfreude dan empati, munculnya perasaan schadenfreude merupakan suatu hal yang sangat manusiawi. 

Bahkan ketika hal tersebut tidak mendatangkan manfaat apapun, namun seseorang akan merasa lebih baik jika mengalami kondisi tersebut. 

Tampaknya sebagian besar kondisi seperti schadenfreude terjadi karena adanya kompetisi secara sosial seperti, “Jika saya membandingkan diri saya dengan orang lain dan menemukan bahwa saya tidak sebagus/sebaik (mereka), maka saya lebih mungkin merasa senang ketika mereka jatuh terpuruk.”

Kamu tidak perlu khawatir merasa jadi orang yang paling jahat sedunia jika pernah merasakannya. Peneliti tentang konsep schadenfreude  Mina Cikara, yang diterbitkan dalam jurnal Annals of the New York Academy of Sciences mengatakan senang melihat orang lain menderita itu normal. 

Kurangnya rasa empati pada sesama juga bukan berarti kamu mengidap gangguan kejiwaan tertentu. Ini adalah respon yang manusiawi dan banyak dirasakan oleh orang lain juga. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, schadenfraude bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.

Sebuah penelitian dari Emory University menyatakan terlalu sering atau sangat suka melihat orang lain susah menunjukkan kecenderungan ciri psikopati. Gangguan psikopati bisa membuat kamu menghalalkan berbagai cara untuk membuat orang lain sakit atau tertimpa kemalangan tanpa merasa menyesal.

Artikel Menarik Lainnya: 

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X