Ayah di Tiongkok Dipecat dari Pekerjaan Setelah Pergi untuk Melihat Putranya yang Kritis

- Rabu, 31 Maret 2021 | 20:29 WIB
Ilustrasi seorang pria dipecat gegara ingin melihat anaknya yang sedang kritis. (Photo/Ilustrasi/Pexels)
Ilustrasi seorang pria dipecat gegara ingin melihat anaknya yang sedang kritis. (Photo/Ilustrasi/Pexels)

Banyak dari kita berjuang untuk menemukan keseimbangan antara menyediakan waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Namun, dalam situasi mendesak keluarga adalah yang paling diutamakan.

Sayangnya, sebuah perusahaan di Suzhou, Tiongkok gagal melihat signifikansi itu setelah mereka memecat salah satu karyawannya karena pulang semalaman untuk mengunjungi putranya yang sakit kritis. Rumah sakit sebelumnya telah menelpon ayahnya untuk memberi tahu bahwa putranya sedang dirawat di ICU dan tidak bernafas.

Dilansir dari laporan Oriental Daily, Rabu (31/3/2021) pria yang dikenal sebagai Tuan Zhang, telah mengajukan permintaan cuti pada hari Sabtu (24/3/2021) tetapi diberitahu bahwa dia hanya dapat berbicara dengan atasannya mengenai cuti pada hari Senin (26/3/2021).

Dia kemudian diberitahu bahwa jika dia tidak bisa mendapatkan persetujuan cuti, dia akan diberhentikan dan dipaksa untuk meninggalkan perusahaan.

Dalam surat pemecatan yang dikeluarkan untuk karyawan tersebut, dikatakan bahwa Zhang melanggar klausul dalam kontrak dengan menjalani "masa absen tiga hari tanpa izin cuti yang disetujui".

Baca juga: Pria Jepang Memanjat Gedung 6 Lantai untuk Mencuri Pokemon & Yu-gi-oh Senilai Rp131 Juta

Sang ayah menyebutkan bahwa dia menandatangani perjanjian dengan perusahaan dan akan kembali merawat putranya saat bekerja dengan majikannya, tetapi sayangnya, persyaratan perjanjian mereka berubah Oktober lalu.

“Perusahaan tidak mau lagi mematuhi perjanjian dan saya telah diminta keluar dari perusahaan,” kata ayah yang khawatir kepada putranya.

"Saya tidak bisa kehilangan pekerjaan saya. Saya harus mendapatkan uang untuk menyelamatkan anak saya."

Namun, saat berbicara dengan atasan perusahaannya, atasan Zhang mengatakan bahwa dia tidak memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan jika menyangkut persyaratan dalam kontrak karyawan dan dia hanya dapat mengikuti protokol perusahaan.

Dia menambahkan bahwa putra Zhang didiagnosis dengan glioma batang otak, penyakit di mana sel kanker jinak atau ganas terbentuk di jaringan batang otak, Agustus lalu. Dia juga mengatakan bahwa Zhang telah bekerja dengan perusahaan tersebut selama 13 tahun sebelum pemecatannya. Ayah yang prihatin telah meminta cuti sejak September lalu dan baru berhasil kembali bekerja pada Februari tahun ini.

Dalam sebuah wawancara, direktur perusahaan mengakui bahwa dia setuju untuk mempertahankan hubungan kerja dengan Zhang tetapi tidak tahu kapan kondisi anaknya akan sembuh.

Dia menambahkan bahwa karena cuti yang dia ajukan dimaksudkan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan merekomendasikan agar Zhang pergi lebih dulu dan kembali ketika situasi medis dengan anaknya sudah membaik.

Namun, sejak insiden viral, pengacara menyarankan agar sang ayah mengajukan arbitrase tenaga kerja karena bantuan hukum dapat diberikan dalam keadaan seperti itu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X