Sudah sepekan ini pabrik milik Mindayani Wiryono, warga Keluarahan Kraton, Tegal, Jawa Tengah, sibuk memproduksi kue keranjang. Mindayani yang sudah berusia 82 tahun ini nampak masih segar dan memantau 22 karyawan musimannya membuat kue keranjang.
Mindayani menuturkan, usaha pembuatan kue keranjang sudah ia geluti sejak usia 40 tahun, hingga sekarang menginjak 82 tahun.
“Awal mula membuat kue keranjang ini saat umur 40 tahun dan sekarang sudah umur 82 tahun, jadi sudah 40 tahun lebih,” tuturnya.
Setiap Imlek, pabriknya selalu banjir pesanan. Bukan cuma wilayah Tegal, pesanan mengalir dari Bandung, Semarang, Jakarta, Purwokerto, dan Surabaya.
Pabriknya selalu ngebul, tapi Mindayani enggak berhenti memantau proses produksi.
Mulai dari membuat adonan, memasukan adonan ke dalam cetakan, merebus hingga membungkus, Mindayani nampak selalu turun tangan.
Terpaksa menurunkan jumlah produksi
Meski kue keranjangnya laris manis, Mindayani mengaku miris. Sebab, sejumlah bahan pembuatan kue keranjang naik tajam. Makanya, Mindayani terpaksa mengurangi jumlah produksi. Tapi, dirinya enggan menurunkan kualitas rasa atau ukuran.
Jika Imlek tahun lalu dalam sehari mampu memproduksi antara 5 hingga 6 kuintal kue keranjang, tahun ini ia mengurangi produksinya hanya 2 sampai 2, 5 kwintal saja.
“Bahan baku yang paling besar kenaikannya yaitu gula pasir, yang semula Rp11 ribu sekarang menjadi Rp15 ribu per kilogramnya, kalau untuk bahan baku yang lain naik juga cuma enggak banyak,” ujarnya lebih lanjut.
Harga kue keranjang buatan Mindayani masih sama meski digempur kenaikan harga bahan baku. Kue keranjang legendaris Tegal ini dijual Rp24 ribu per kilogram yang berisi empat macam rasa, cokelat, gula aren, durian, dan rasa pandan.
Artikel Menarik Lainnya:
5 Rekomendasi Makanan Khas Blora yang Menggugah Selera, Semua Pakai Daun Jati
4 Fakta Emak-emak Tega Jual Bayi Orang Lain di Medsos, Terciduk Saat COD di Hotel Melati
Bikin Bangga! Dua Gadis Cantik Asal Indonesia ini Akan Debut Jadi Idol KPOP
