Kenaikan harga gas elpiji enggak pernah memengaruhi warga Dukuh Jetak RT 4/RW 3, Desa Urutsewu, Ampel-Boyolali, Jawa Tengah. Buat mereka, kekurangan hewan ternak sapi mungkin bisa jadi bencana.
Karena untuk keperluan sehari-hari utamanya memasak, warga lereng Gunung Merbabu ini menyulap kotoran sapi menjadi biogas.
Biogas ini kemudian didistribusikan ke rumah-rumah warga melalui instalasi pipa. Sejak 2013 warga sudah menggunakan biogas untuk menyalakan kompor hingga penerangan.
"Awalnya pada 2013 masyarakat yang punya ternak dianjurkan membuat biogas termasuk saya, kemudian pemerintah desa dibantu DLH Boyolali membuatkan digester biogas di sini dan masih digunakan hingga sekarang." Kata Ngateman, salah satu warga.
Ternyata dibangunnya digester biogas di kandang-kandang ternak warga Dukuh Jetak memberikan dampak yang sangat besar untuk warga. Warga jadi enggak bergantung lagi pada gas elpiji. Pengolahan biogas juga memberikan manfaat kebersihan dan kesehatan bagi lingkungan.
Dulu sebelum ada digester untuk mengolah biogas, kotoran hewan ternak hanya menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap. Kini kotoran hewan yang sudah diolah menjadi biogas, ampasnya masih dapat digunakan untuk pupuk bagi pertanian warga.
Karena Biogas juga, desa yang mayoritas warganya berprofesi sebagai peternak dan petani ini mendapat gelar ‘Desa Mandiri Energi’ dan meraih penghargaan saat HUT ke-70 Provinsi Jawa Tengah.
Sekedar informasi, digester adalah suatu alat tampungan bahan-bahan organik dan limbah kotoran ternak untuk membentuk biogas yang bersifat anaerob. Bahan pembuatan digester sederhana dan mudah dipindah-pindah, yakni terdiri dari drum bekas, pipa besi bekas, besi plat, selang dan kran.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.