Pria Pekanbaru Sukses Budidaya Cacing Tanah, Bukan untuk Cari Cuan!

- Jumat, 15 Juli 2022 | 12:48 WIB
Hendi Gunawan sang dermawan (Melba Ferry Fadly/Z Creators)
Hendi Gunawan sang dermawan (Melba Ferry Fadly/Z Creators)

Karena dianggap potensial, Hendi Gunawan, Founder Yayasan Sahabat Cinta Umat di Pekanbaru, mulai budidaya cacing tanah sejak Maret 2022 lalu. Berlokasi di Jalan Naga Sakti, Panam, Pekanbaru, sebanyak 30 kilogram cacing tanah terkumpul saat panen perdana pada awal Juli 2022 lalu.

“Awalnya kami dapat informasi tentang adanya budidaya cacing tanah. Kami dalami informasinya, kemudian hitung-hitungannya bisnisnya masuk. Langsung kita eksekusi,” kata Hendi, di Pekanbaru.

Budidaya cacing tanah ini dikelola sebagai salah satu unit usaha dari Yayasan Sahabat Cinta Umat—sebagai salah satu sumber pendanaan. Mengingat lembaga kemanusiaan ini fokus membantu kaum dhuafa yang mengalami kesulitan, terutama terhadap mereka yang tengah sakit.

-
Budidaya cacing tanah ternyata menjanjikan (Melba Ferry Fadly/Z Creators)

Selain budidaya cacing tanah, Yayasan Sahabat Cinta Umat juga membuka unit usaha lainnya, seperti gerai minuman, jual beli minyak jelantah, dan masih akan ada beberapa unit usaha lainnya yang akan dikembangkan dalam waktu dekat ini.

“Karena kami kan bergerak di bidang kemanusiaan, kami juga tidak mau berharap sepenuhnya kepada donatur. Setelah kami tahu kalau budidaya cacing tanah ini bisa menghasilkan rupiah, makanya langsung kami telusuri. Dirasa cocok, kita ambil,” jelasnya.

-
Budidaya cacing tanah di Pekanbaru (Melba Ferry Fadly/Z Creators)

Hendi menyebut, sebagai pemula, dia memang banyak belajar tentang pengembangan budidaya cacing tanah. Terutama bagaimana kandang yang ideal untuk pengembangbiakan cacing, apa jenis media budidayanya, bagaimana perawatannya, jenis dan pola pakan, hingga potensi pasarnya.

-
Budidaya cacing tanah butuh perawatan khusus (Melba Ferry Fadly/Z Creators)

Siklusnya, dari awal mula membeli indukan lalu dibiakkan di dalam sebuah bak penampungan, sekitar sebulan sudah bertelur. Lalu dipindahkan ke bak lainnya. Setelah 3 kali cacing indukan bertelur baru dijual, dengan kata lain panen perdana sudah bisa dilakukan.

“Kalau panen, dimulai dari cacing itu bertelur sampai besar, waktunya sekitar 3 bulan,” sambungnya.

Media budidaya cacing tanah yang dibuat Hendi bersama rekan-rekan relawannya berbentuk rak-rak bak pembibitan. Awalnya, mereka hanya membuat sebanyak empat rak pembiakkan dengan jumlah indukan cacing untuk pemula sebanyak 48 kilogram. 

-
Sukses budidaya cacing tanah (Melba Ferry Fadly/Z Creators)

Seiring berjalannya waktu, mereka terus melakukan penambahan rak. Saat ini sudah ada 16 rak yang mana masing-masing rak tersebut terdiri dari tiga bak pembiakan. Dengan demikian, ada 48 bak pembiakan yang kini dimiliki Hendi.

“Kami masih akan terus melakukan penambahan,” jelasnya.

Hendi mengatakan, motivasinya untuk mengembangkan budidaya cacing tanah tidak lain untuk membantu kaum dhuafa yang membutuhkan pertolong. Yayasan Sahabat Cinta Umat yang dia kelola saat ini sudah memiliki rumah singgah ada fasilitas pendukung lainnya.

“Kami selalu dihubungi jika ada warga tak mampu membutuhkan pertolongan, pertama saat ada anggota keluarga mereka yang sakit. Setidaknya, kami bisa membantu untuk biaya operasional dan tempat tinggal mereka selama berobat di Pekanbaru,” terangnya. 

Dengan mendirikan beberapa unit usaha, ketergantungan mereka kepada donatur setidaknya sedikit berkurang. Namun demikian, kata Hendi, bukan berarti mereka tidak butuh donatur untuk menyumbang dana.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X