Komunitas UMKM dari Pelangi Nusantara (Pelanusa) menyambut baik acara program pelatihan UMKM yang diadakan oleh PLN Peduli bersama Benihbaik.com dan juga INDOZONE, dimana para disabilitas dapat menerima pelatihan.
BenihBaik turut menggandeng Pelanusa agar para disabilitas dapat menerima pelatihan. Pelanusa menyatakan, pendampingan pelatihan ini nantinya akan berjalan selama delapan bulan.
Founder Pelanusa, Endahing Noor Suryanti atau yang akrab dipanggil Bu Yanti, mengungkapkan rasa syukurnya sebab Pelanusa dapat sukses berkolaborasi dengan PLN Peduli dan BenihBaik yang telah menjadi pendukung dan penopang dalam permodalan dibalik berjalannya program Pelanusa.
"Saya berterima kasih dengan BenihBaik dan PLN Peduli yang telah memberikan bantuan untuk pemberdayaan di Pelanusa, yang sudah sangat peduli dengan kegiatan difabel, itu sangat saya apresiasi untuk teman-teman yang bisa menyisihkan sebagian dari keuntungannya untuk kegiatan di Pelanusa," kata Yanti kepada INDOZONE ketika diwawancara secara daring.
Baginya, PLN Peduli dan BenihBaik telah banyak membantu dari berbagai macam aspek, termasuk dengan program pendampingan UMKM anak milenial, komunitas disabilitas dan perempuan yang akan dijalani kedepannya.
Dalam mendukung kemajuan digitalisasi milenial, Yanti juga memberikan harapannya terhadap PLN Peduli dan BenihBaik
"Kedepannya saya ingin kita bikin marketplace khusus produk-produk difabel dan perempuan, dan itu harus handmade asli Indonesia. Kalau ditanya kenapa harganya mahal, karena kita membuat produk asli handmade Indonesia dan saya mau produk handmade Indonesia punya portal sendiri untuk marketplacenya. Saya ingin sampaikan ini ke Benihbaik dan PLN Peduli untuk membuat marketplacenya, mungkin itu menjadi salah satu channel market bagi anak-anak muda milennial terutama difabel dan perempuan dalam menjalani digitalisasi sehingga bisa memasarkan produk dengan baik," tuturnya.
Baca juga: Pelanusa Bersama BenihBaik Ungkap Pentingnya Koperasi dalam Komunitas
"Terutama untuk mereka yang sudah memulai usaha, tidak bisa lagi meninggalkan yang namanya digitalisasi. Pemasaran semua all by digital. Promosi produk juga digital. Kalau anak-anak muda tidak mengikuti digitalisasi, pasti akan kalah dengan kompetitor karena tidak dapat menembus pasar global," tutupnya.
