Nama Sendang Sri Sumini, sudah enggak asing lagi di Pasar Jongke, Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Akrab disapa Mbah Sendang, wanita berusia 56 tahun ini dikenal sebagai pedagang gerabah di pasar tersebut.
Tapi selain itu, nama Mbah Sendang juga populer karena kecintaannya pada kucing, terutama kucing liar. Merasa iba dengan kucing-kucing yang tak bertuan di sekitaran pasar, ia akhirnya merawat puluhan kucing liar dan telantar di samping kios gerabahnya.
Enggak heran kalau Mbah Sendang pun mendapat predikat ‘Pahlawan Kucing Telantar’. Karena selain memberi makan kucing liar setiap hari, Mbah Sendang juga merawat kucing-kucing yang kurang sehat atau sakit. Mbah Sendang sudah menyiapkan kandang yang ia bangun di samping kiosnya. Saat ini, ada sekitar 12 ekor kucing yang ia rawat di dalam kandang tersebut.
Mbah Sendang sendiri mulai merawat kucing-kucing liar sejak 21 tahun lalu. Pernah merawat 28 ekor kucing sekaligus, namun beberapa ekor kucing diadopsi oleh pencinta satwa dan sebagian mati akibat terserang virus distemper.
Mbah Sendang menjelaskan, awalnya memang berat memelihara puluhan kucing tak bertuan. Untuk memberi makan saja kadang enggak cukup. Apalagi kalau ada yang sakit, ia harus memberi obat agar kucing-kucingnya sembuh.
Namun tangan Tuhan bekerja di sini, menurutnya rezeki tetap selalu ada dan enggak diduga, semuanya tercukupi.
Salah satu rezeki yang menurutnya luar biasa adalah perhatian beberapa pencinta satwa di Solo Raya yang seringkali mendonasikan makanan, obat-obatan dan vitamin untuk kucing-kucing kesayangannya tersebut.
Menjadikan kucing liar sebagai keluarga sendiri, sosok Mbah Sendang layak jadi teladan terutama bagi para pencinta satwa lainnya. Karena ia memberi contoh bagaimana menghargai makhluk Tuhan lainnya dan enggak segan untukk hidup berdampingan.
