Viral Puluhan Sepatu Masih Bagus Dibakar Diduga karena Tak Laku, Netizen Menangis

- Rabu, 16 Februari 2022 | 14:07 WIB
Tangkapan layar video sepatu masih bagus dibakar. (Instagram @memomedsos)
Tangkapan layar video sepatu masih bagus dibakar. (Instagram @memomedsos)

Bagi sebagian orang, termasuk perempuan, punya koleksi sepatu bagus adalah hal yang menyenangkan, bahkan bisa menjadi hobi. Karenanya, melihat sepatu bagus dihancurkan akan menjadi pemandangan yang menguras emosi.

Demikianlah kiranya yang dirasakan sejumlah netizen yang menyaksikan video pembakaran puluhan pasang sepatu yang videonya viral baru-baru ini.

Dalam video yang dibagikan akun Instagram @memomedsos pada Selasa (15/2/2022), terlihat bahwa sepatu-sepatu yang dibakar hampir semuanya berhak tinggi. Sepatu-sepatu itu ditumpuk, disiram bensin, lalu dibakar layaknya tumpukan sampah.

Belum ada keterangan lebih lengkap perihal pembakaran sepatu-sepatu tersebut. Diduga, pembakaran sepatu itu dilakukan oleh pihak produsen karena sepatu-sepatu itu tak laku.

Namun, pembakaran sepatu yang terlihat masih bagus-bagus itu membuat netizen merasa hal itu sangat disayangkan.

-
Komentar netizen.

"Sayang banget itu dijual pun masih bisa," komentar akun @raihn05.

"Aku juga mau klau di kasih bekas jga gpp soalnya itu kan bagus² and ber merk," tulis akun @fitrianiidayu22.

"Istriku lihat ini pasti meronta ronta," kata akun @coli_airbrush.

"Aku jg mau loo kalo dikasih drpd di buang," timpal akun @danikirana.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by memomedsos (@memomedsos)

Sudah Sering Terjadi

Mengutip artikel yang tayang di Ethical Made Easy, praktik pembakaran sepatu atau produk lainnya yang tak laku seperti dalam video yang viral itu sudah menjadi yang biasa di beberapa negara, terutama di Prancis.

Merek-merek terkenal dan mewah seperti Burberry, Louis Vuitton, dan Chanel, membuang stok mereka yang tidak terjual dengan mengirimkannya ke tempat pembuangan akhir atau membakarnya.

Dilansir ABC News, Burberry saja telah menghancurkan barang senilai lebih dari USD 150 juta selama 5 tahun terakhir, termasuk berupa pakaian, tas, dan parfum mahal. 

Ketimbang menurunkan harga atau menyumbangkan produk tak laku secara cuma-cuma kepada warga, mereka (para produsen itu) memilih memusnahkan produk mereka demi menjaga citra merek mereka tetap elite dan berkelas.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X