Srikandi PLN Ajak Menteri PPPA Kawal Pemberdayaan Perempuan Penyintas KDRT

- Sabtu, 24 Desember 2022 | 21:35 WIB
Program dukungan untuk penyintas KDRT (Z Creators/Ayudewi)
Program dukungan untuk penyintas KDRT (Z Creators/Ayudewi)

Perempuan - perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga sebetulnya mampu bangkit dan mengambil alih perekonomian mereka untuk mendukung keluarganya. Inilah yang disampaikan oleh Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly saat menghadiri penutupan kegiatan pelatihan pemberdayaan penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kegiatan ini masih dalam rangkaian memperingati Hari Ibu ke 94 tahun 2022 di Museum Geopark Batur, Bangli, Bali, Jumat (23/12/2022).

Sinthya Roesly juga menekankan bahwa para penyintas KDRT adalah tanggung jawab bersama, termasuk juga menjadi concern PLN Peduli. Itu sebabnya PLN bekerja sama dengan berbagai pihak salah satunya dengan Yayasan Benih Baik Indonesia menggelar serangkaian pelatihan yang relevan dengan kebutuhan mereka.

"Program yang diinisiasi antara lain pelatihan paralegal oleh LBH Bali Women Crisis Center yang telah diikuti oleh 300 peserta dari Tabanan, Denpasar, Bangli dan Badung, sehingga kami berharap kesuksesan ini dapat menjadi role model untuk dikembangkan di daerah lain,” ujarnya.

Sejumlah pelatihan diberikan untuk para penyintas KDRT untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Para wanita tangguh tersebut telah dibekali keterampilan seperti membuat kerajinan aksesori, pembuatan dupa, serta kuliner berbasis rumahan. Diharapkan hasilnya mampu membangkitkan semangat bagi para penyintas agar semakin berdaya.

Mendapat apresiasi dari Menteri PPPA

-
Penutupan rangkaian acara pemberdayaan perempuan penyintas KDRT di Bangli, Bali (Z Creators/Ayudewi)

Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengapresiasi berbagai pihak yang turut menyukseskan kegiatan ini. Menurutnya fenomena ini seperti gunung es, karena banyak kasus kekerasan yang tidak dilaporkan.

"Peran kita sangat penting untuk memperhatikan kondisi fisik dan psikis para penyintas melalui pemberian pendampingan. Oleh karena itu program ini diharapkan tidak berhenti di Bali, harus ditingkatkan melalui sinergi dan kolaborasi,” terang Bintang.

Bintang menambahkan, potensi pemberdayaan masih besar antara lain pemberdayaan bagi perempuan pra sejahtera, perempuan kepala keluarga dan perempuan penyintas kekerasan seksual maupun KDRT.

"Ketika berbicara mengenai isu perempuan maka kita akan berbicara berbagai isu dari lintas sektoral dengan tantangan budaya yang begitu tebal di Indonesia, apalagi hingga 49,48 persen penduduk Indonesia merupakan perempuan. Sehingga PR-nya pun banyak,” lanjut Bintang.

Ia mendorong berbagai pihak agar menjadi penyemangat bagi perempuan Indonesia karena tidak ada yang tidak mungkin asal diberikan kesempatan dan peluang.

"Teruslah berkarya menjadi perempuan mandiri dan tangguh serta inovatif dan kreatif bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Perempuan berdaya Indonesia maju.” Tutup Bintang.

Artikel Menarik Lainnya:

Toko dan Mal di Prancis Selalu Tutup di Hari Minggu, Kecuali...

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X