Mantan Guru Honorer Banting Setir Jadi Pembuat Panah, Omzetnya Rp15 Juta Sebulan

- Jumat, 4 Maret 2022 | 09:49 WIB
Mantan guru honorer sukses jadi perajin panah (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)
Mantan guru honorer sukses jadi perajin panah (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Kisah hidup Mahmud Danuri terbilang penuh kejutan sebelum sukses menjadi seorang perajin panah dari limbah kayu. Mahmud Danuri dulunya adalah seorang guru honorer di beberapa sekolah di Ponorogo, Jawa Timur, namun ia memilih mengundurkan diri dan menekuni bisnis pembuatan panah yang bernilai jual tinggi. 

Semua proses pengerjaan panah dari limbah kayu dilakukan di rumahnya yang terletak di Jalan Bangunsari, Desa Singkil, Kecamatan Balong, Ponorogo. Setiap hari dengan telaten Mahmud berkutat dengan limbah kayu mebel untuk dijadikan panah tradisional dari para pelanggannya. Sesekali ia mencoba panah buatannya apakah sudah layak dijual atau belum. 

-
Mantan guru honorer sukses jadi perajin panah (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Usaha pembuatan panah yang dilakukan oleh Mahmud berawal dari saudaranya yang membeli satu set panah lengkap dengan anak panahnya dari Solo seharga Rp275 ribu pada 2016. Menurut Mahfud, panah yang dibeli garapannya kurang halus. Karena merasa mampu, ia kemudian membuatnya yang sama tapi dengan hasil lebih halus. 

-
Mantan guru honorer sukses jadi perajin panah (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Ilmu pembuatan kerjinan kayu ia peroleh saat bersekolah di SMK Negeri 1 Pacitan jurusan kriya kayu. Untuk menyempurnakan kemampuannya, ia juga bereksperimen dan melihat YouTube. Iseng produk pertamanya dipamerkan ke media sosial. Enggak menyangka ternyata laku dibeli warga Solo. 

“Saya kaget enggak nyangka produk pertama saya tiga set panah langsung ludes terjual dengan harga Rp 300 ribuan. Puncak pesanan masuk pada 2017 hingga 2018. Makanya saya keluar dari guru honorer. Untuk memenuhi pesanan itu," ujar Mahmud Danuri kepada Tim IDZ Creators. 

-
Mantan guru honorer sukses jadi perajin panah (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Saat permintaah sedang banyak, Mahmud Danuri dalam sepekan bisa memproduksi hingga 20 busur panah dengan ditambah 40 anak panah. Oleh sebab itu, ia merasa tidak sanggup melakoni dua pekerjaan sekaligus hingga akhirnya memilih mengundurkan diri sebagai guru honorer. 

Dari bisnis pembuatan panah, dalam sebulan rata-rata bisa memproduksi 30-40 busur atau jika dirupiahkan omzetnya mencapai Rp15 juta sampai Rp20 juta. Harganya bervariasi mulai Rp400 ribu sampai Rp1,3 juta. Tergantung bahan hingga tingkat kerumitan panah. Harga tersebut terdiri dari satu set panah yang berisi satu busur dan tiga anak panah.

"Kalau untuk pelanggan banyak yang dari Surabaya, Tuban, dan beberapa wilayah di Jawa Timur. Tapi pernah juga kirim ke Papua" imbuh Mahmud.

-
Mantan guru honorer sukses jadi perajin panah (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Mahmud juga menerima pesanan jenis panah Hungaria, Turkish, Tartar, Jemparing, dan Manchurian. Dalam membuat panah, ia menyesuaikan tinggi badan serta rentang tangan pemesan. Pengaturan busur panah ini juga menjadi daya tarik panah buatan Mahmud. Karena setiap pengrajin punya selera masing-masing dalam mengatur panah buatannya.

Di tengah pandemi Covid-19, omzet dari bisnis Mahmud mengalami penurunan meskipun demikian permintaan masih ada. Kurang lebih Mahmud bisa menghasilkan sekitar Rp3,5 juta hingga Rp10 juta saat ini. 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini 

-
IDZ Creators

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X