Sudah umum bagi mahasiswa kedokteran menggunakan jenazah sebagai bahan praktek. Namun, hal mengejutkan dialami oleh mahasiswa kedokteran dari Nigeria. Betapa tidak, ia terkejut ketika tahu jika mayat yang digunakannya untuk praktik di kuliah ternyata temannya yang dibunuh.
Pria bernama Enya Egbe itu langsung kabur keluar dari kelas anatomi sambil menangis. Saat praktik, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Calabar itu menyebut, awalnya tak menyadari jika mayat itu adalah temannya yang bernama Divine, karena mayatnya dibaringkan dengan 2 jenazah lainnya.
Egbe kemudian mengamati satu per satu mayat tersebut. Ia lalu menyadari sosok yang terbujur kaku itu adalah Divine, korban pembunuhan beberapa pekan silam.
"Kami biasa pergi clubbing bersama. Ada dua lubang peluru di bagian kanan dadanya," kata Egbe, dikutip dari BBC, Rabu (4/8).
Mahasiswa lain bernama Oyifo Ana yang menyaksikan kejadian tersebut mengatakan, mayat yang digunakan dalam praktik tersebut memiliki bekas luka tembakan peluru.
"Saya sangat sedih begitu menyadari beberapa orang ini mungkin bukan penjahat," katanya.
Mengetahui jika mayat tersebut adalah Divine, Egbe langsung menghubungi pihak keluarga Divine untuk mengabarkan penemuan ini. Karena selama ini, keluarga tak mengetahui bagaimana nasib dan kondisi Divine. Mereka telah mencari, namun tak kunjung mendapatkan hasil.
Divine diketahui hilang setelah dirinya dan 3 temannya ditangkap petugas keamanan ketika dalam perjalanan pulang di malam hari. Petugas yang mengamankan Divine kemudian dipecat dan keluarga membawa pulang mayat Divine.
Nigeria saat ini menghadapi masalah keamanan yang cukup aneh, lantaran kasus pembunuhan di luar proses hukum dan penculikan biasa dilakukan oleh penegak hukum. Jenazah mereka yang menjadi korban pembunuhan akan bertahan lama di rumah sakit karena tak ada keluarga yang mengetahui.
Nigeria sendiri membuat peraturan, jenazah yang tak diambil dalam jangka waktu tertentu, dapat digunakan oleh kampus kedokteran sebagai bahan praktik.
