Hidup di Perkotaan Rentan Stress, Kaum Urban Cuma Butuh Piknik

- Sabtu, 21 Maret 2020 | 18:00 WIB
Ilustrasi piknik (Unsplash/Lucija Ros)
Ilustrasi piknik (Unsplash/Lucija Ros)

Stres seperti cemas dan depresi memang rentan dialami masyarakat perkotaan. Hidup di kota yang sibuk membuat kaum urban terbebani tekanan hidup yang lebih tinggi ketimbang orang yang tinggal di desa.

Beberapa penelitian terkemuka menunjukkan orang-orang yang lahir dan besar di kota-kota memiliki tingkat psikologis, gangguan kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi, dan efek semacam itu mungkin tidak bergantung pada faktor perancu seperti riwayat keluarga dan status sosial ekonomi. 

"Ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang penyebab stress semacam itu. Namun sangat mungkin bahwa penyebab stres pada kehidupan sehari-hari di kota berkontribusi terhadap prevalensi gangguan psikologis," ungkap Collin Ellard, Ph.D, seorang penulis di Psychology Today.

Sebuah studi baru-baru ini yang mendapat banyak perhatian media menunjukkan, dibanding dengan penduduk pedesaan, penduduk kota jauh lebih reaktif terhadap kritik sosial dan reaksi ini sebenarnya terlihat dalam aktivitas otak yang ditunjukkan oleh metode pencitraan fungsional. 

Jadi apa yang harus dilakukan penghuni kota? 

Kini ada penemuan bagus, bahwa paparan terhadap alam, walaupun singkat, dapat membantu mengimunisasi otak manusia melawan efek stres perkotaan dan juga dapat meningkatkan fungsi kognitif. Jadi, satu  jawabannya adalah agar penduduk kota sering piknik.

"Kita membutuhkan taman kota. Ini tak sekadar untuk memenuhi kebutuhan estetika tapi terbukti dapat menyembuhkan pikiran yang terganggu," tulis Collin Ellard.

Dalam sebuah penelitian, peserta diminta untuk mengerjakan tugas matematika yang sulit sambil dikritik keras karena kesalahannya. Penduduk kota menunjukkan tingkat aktivasi yang lebih tinggi di amigdala (area otak yang diketahui terlibat dalam mengatur respons emosional terhadap kejadian) daripada di pedesaan.

Di satu sisi, temuan ini berlawanan dengan intuisi karena orang akan mengharapkan orang-orang tersebut mengalami tantangan hidup sehari-hari di lingkungan dengan kepadatan tinggi agar lebih kebal terhadap serangan  sistem otak yang bertanggung jawab mengkoordinasikan kehidupan emosional mereka. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB
X