Seni Menyindir, Pahami 5 Majas Ini Agar Tak Salah Pakai

- Kamis, 27 Februari 2020 | 20:15 WIB
Ilustrasi menyampaikan sindiran. (Unsplash/@clemono)
Ilustrasi menyampaikan sindiran. (Unsplash/@clemono)

Dalam bersosialisasi secara langsung ataupun melalui media sosial, tak selamanya komunikasi akan selalu berjalan dengan baik dan tanpa perselisihan. Terkadang saling adu argumen dan kritik dapat berujung pada digunakannya sindiran-sindiran yang tak jarang dapat melukai perasaan orang lain.

Akan tetapi, tak selamanya sindiran itu hanya dapat diutarakan dengan kata-kata yang kasar dan menusuk. Ada juga jenis sindiran yang menggunakan pilihan kata yang halus dan terkadang diselimuti dengan unsur kesusastraan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jenis-jenis sindiran itu terbagi menjadi 5 majas. Apa sajakah?

1. Majas Ironi

Sindiran dengan menggunakan jenis majas ini bisa digolongkan sebagai tingkat sindiran yang paling halus tanpa kata-kata frontal dan cenderung digunakan ketika sedang bercanda.

Contoh penggunaan majas ironi dapat berupa kalimat sebagai berikut, “Iya, aku percaya kalau kamu itu amat rajin. Buktinya, tugas kampus tak pernah kamu kerjakan sendiri kan.”

2. Majas Innuendo

Kalau sindiran yang satu ini juga dapat dikategorikan sebagai sindiran yang tidak bermaksud untuk menyakiti orang lain. Sindiran jenis ini menggunakan gaya sindiran yang dilakukan dengan cara mengubah pandangan akan fakta yang sebenarnya cukup signifikan bagi orang tersebut, namun dibuat seolah-olah menjadi terkesan simpel dan sepele.

Penerapannya dapat dicontohkan seperti ini, “Ayo, makan saja yang banyak. Nanti kalau berat badanmu bertambah, kamu hanya perlu membeli celana dengan ukuran yang lebih besar saja.”

3. Majas Satire

Meskipun dianggap sebagai sindiran yang lebih berkelas, jika diperhatikan maka majas satire sebenarnya masih ada sedikit kemiripan dengan majas ironi. Bedanya, majas satire biasanya digunakan oleh kaum intelektual untuk mengkritik seseorang atau suatu keadaan, namun secara halus dan tak jarang dibalut dengan unsur kesusastraan.

Contohnya seperti, “Hebat ya, negara itu pembangunan infrastrukturnya sangat pesat. Sampai-sampai jumlah utang luar negerinya juga ikut bertambah drastis.”

-
Ilustrasi mengungkapkan kekesalan. (Pexels/Craig Adderley)

4. Majas Sinisme

Kalau kamu mulai kesal pada seseorang dan ingin menyindirnya tanpa menggunakan kata-kata kasar namun tetap menyakitkan, mungkin majas sinisme adalah pilihan yang kamu butuhkan. Majas sinisme digunakan untuk mengkritik suatu ide atau keadaan.

Biasanya dapat digunakan ketika sedang beradu argumen atau sedang memperdebatkan suatu ide. Penggunaan majas ini dapat berbunyi, “Mengurus rumah ini saja kamu tak bisa, apalagi nanti saat mengurus rumah tangga?”

5. Majas Sarkasme

Bagi sebagian orang, mungkin jika mereka sedang menyindir orang lain ataupun suatu keadaan, maka sindiran mereka, bagaimanapun bentuknya, akan mereka sebut sebagai suatu sarkasme. Namun sebenarnya sarkasme itu merupakan salah satu jenis majas yang digunakan ketika membuat sindiran.

Majas sarkasme ini dianggap sebagai puncaknya dari sindiran yang menusuk hati. Sebab, pilihan kata dan cara penyampaian sindiran ini dapat dibilang benar-benar kasar dan frontal. Tidak perlu pikir dua kali untuk mengartikan sindiran dari majas sarkasme ini. Karena kata-kata yang digunakan sudah to the point tanpa kiasan apapun.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X