Kisah Anak WNI yang Ditinggal Ibunya di Malaysia, Berjuang Cari Status Kewarganegaraan

- Senin, 17 Januari 2022 | 12:40 WIB
Rohana dan Ibu Tionghoa yang merawatnya (Tangkapan Layar/Youtube/Harian Metro)
Rohana dan Ibu Tionghoa yang merawatnya (Tangkapan Layar/Youtube/Harian Metro)

Betapa malang nasib Rohana Abdullah. Di umurnya yang sudah menginjak 22 tahun, ia belum juga memiliki kewarganegaraan.

Gadis itu belum memiliki status warga negara lantaran sejak kecil terpisah dari orang tuanya. Pada usianya yang baru dua bulan, ia sudah ditinggal seorang diri oleh ibunya di negara Malaysia

"Bila saya pikirkan dunia ini tidak adil, bukan salah saya. Mengapa bila ayah emak salah mengapa saya yang kena (red: harus) tanggung. Saya cuma nak (red: ingin) teruskan hidup sebagai anak. Saya nak sekolah, tapi terpaksa harus berhenti karena tak ada dokumen,” kata Rohana dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Harian Metro. 

Baca juga: Kisah Haru Pak Sutrisno, Minta Dicarikan Kerja dan Menolak Bantuan Cuma-Cuma

Dalam video itu Rohana bercerita, sejak 22 tahun lalu ia telah ditinggalkan ibunya seorang diri di sebuah taman kanak-kanak di Malaysia. Taman kanak-kanak itu merupakan tempat ibunya bekerja sebagai petugas kebersihan.

Beruntung saat itu ada seorang guru Tionghoa yang mau merawatnya hingga kini. Guru itu bernama Chee Hoi Lan (83).

Chee tergerak merawat Rohana seperti anaknya sendiri. Bahkan meski bukan seorang muslim, Chee menyekolahkan Rohana di Kelas Dasar Fardu Ain (Kafa), yaitu sekolah dasar Islam di Malaysia dengan menggunakan uangnya sendiri agar Rohana mengenal Islam.

"Saya sayangkan dia seperti anak sendiri. Sejak kecil, saya pastikan dia makan makanan halal dan melakukan ibadat sebagai seorang Muslim hingga hari ini," kata Chee.

Saat ini Chee setia menemani Rohana berjuang untuk mendapatkan status identitas kewarganegaraan. Sebab dia ingin sebelum meninggal, dia dapat melihat Rohana bahagia, bisa belajar, menikah, dan bekerja seperti gadis lainnya.
 
Sebelumnya dia dan Rohana telah mengurus dokumen kewarganegaraan di dinas kependudukan dan pecatatan sipil Malaysia sejak 2016 lalu, namun hingga kini belum juga dikabulkan.

Sehingga saat ini dia membawa Rohana ke Ketua Majelis Perwakilan Penduduk Zon Batu, Gulam Muszaffar Ghulam Mustakim agar mendapat keadilan.

"Bayangkan untuk buat permohonan ni pun dia terpaksa guna orang untuk jadi semacam kakak angkat. Kalau tak, dia tak boleh daftar. Tapi sejak dia memohon dari tahun 2016, bayangkan dah hampir 6 tahun lebih, macam tak ada harapan,” kata Gulam Muszaffar Ghulam Mustakim.

Oleh sebab itu Gulam sangat mendesak pemerintah Malaysia untuk membantu Rohana. 

"Kalau kita boleh buat naturalisasi pada pemain bola sepak, kenapa tidak pada dek Rohana ni. Dia pun menyumbang juga. Tengok di umur 22 tahun membimbing anak-anak di kawasan perumahan dia, dia mengajar sejarah, bahasa Inggris itu pun menyumbang juga. Jadi harapan saya ni Malaysia bukan bangsa yang kejam. Sebab kita bantu Palestina, bantu Rohingnya, kita bantu orang yang ditindas negara lain. Tapi kadang-kadang di dalam negara kita ni ada juga yang susah tapi kita tak ambil kesah (red: peduli),” sambungnya.

Ia bahkan terus bergerak membantu Rohan lantaran melihat kemurnian hati Chee Hoi Lan yang setia merawat anak tersebut hingga kini. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X