Bunga hortensia sering kita jumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Bunga ini punya nama yang berbeda antar daerah, seperti bunga masamba untuk daerah Sulawesi Selatan, bunga kembang bokor di daerah Jawa, bunga tiga bulan di daerah Melayu, dan lain semacamnya.
Bunga hortensia paling sering dijumpai di daerah dataran tinggi yang dingin dan sejuk. Tapi ternyata, bunga ini juga bisa hidup di dataran rendah. Bedanya, bunga yang hidup di dataran rendah punya waktu lebih lama untuk berbunga dibandingkan di dataran tinggi.
Bunga hortensia berwarna hijau muda cerah saat masih kuncup. Pada saat mekar, warna bunga berubah menjadi warna putih. Seiring waktu, bunga ini akan kembali berubah warna menjadi biru muda, biru cerah, dan merah muda. Jika akan gugur, bunga hortensia akan berubah warna menjadi warna kecokelatan atau merah tua.
Warna bunga hortensia sebenarnya bisa diatur loh, tergantung dari pH tanah. Jika kamu ingin menanam bunga hortensia berwarna biru muda atau biru cerah, maka kamu perlu mengatur pH tanah yang cenderung asam, jika ingin berwarna putih, maka perlu tanah dengan pH netral, sedangkan untuk bunga hortensia berwarna merah muda atau ungu, maka dibutuhkan pH tanah yang cenderung basa.
Sayangnya, dibalik keindahan bunga hortensia, ternyata bunga ini mematikan nih. Bunga ini mengandung racun pada bagian kuncupnya, di mana mengandung senyawa gugus CN (Sianida).
Jadi, jika dimakan atau tertelan dalam jumlah banyak, bisa berakibat fatal. Gejala yang ditimbulkan seperti sesak napas, pusing, mual, muntah, kejang-kejang, sampai menyebabkan kematian.
Meski bunganya mengandung racun, tapi bagian tanaman lainnya mengandung segudang manfaat untuk kesehatan. Seperti misalnya pada bagian akar hortensia bisa bermanfaat sebagai anti radang jika direbus. Senyawa yang terkandung dalam akar, yaitu kumarin dan skimming.
Senyawa ini bisa menghambat produksi nitric oxide, interleukin, serta menghambat kadar tumor necrosis factor alpha. Selain sebagai anti radang, akar hortensia juga bermanfaat dalam menjaga kadar insulin dalam darah, serta mengandung antioksidan.
Pada bagian batang dan daunnya, bisa dijadikan teh yang bermanfaat untuk mencegah diare, mampu menghambat parasit penyebab penyakit malaria, serta bisa mengobati kebotakan pada rambut. Selain dibuat menjadi teh, juga bisa dibuat dalam bentuk ramuan dengan mengkombinasikan daun hortensia dengan dedaunan yang ada di sekitar.
Caranya, siapkan 10 gr daun hortensia, tambahkan 15 gr daun bandotan, ½ lembar daun pepaya yang sudah dibersihkan, kemudian rebus. Setelah dingin, jangan lupa untuk disaring, lalu minum sekaligus. Olahan ramuan ini bisa mencegah terjadinya parasit pada malaria.
Itulah fakta menarik seputar bunga hortensia. Tertarik untuk menanam bunga hortensia di rumah?
Artikel menarik lainnya:
- 4 Mitos Mistis Bunga Mawar, Bisa Menangkal Santet hingga Manggil Setan!
- 5 Fakta Marigold, Dianggap Bunga Kematian Tapi Jadi Sesajen Masyarakat Bali!
- 7 Manfaat Putri Malu, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Kejantanan Pria
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.