Yusuf Siregar atau akrab disapa Opung melihatkan foto dirinya menikmati secangkir teh dan tumpukan durian di atas meja. Bagi yang tahu, pasti langsung takjub, sebab durian yang ditumpuk itu jenis Black Thorn atau Oche yang dijuluki si 'Raja Durian'.
Julukan Raja Durian kepada Black Thorn dikarenakan rasanya, tekstur, hingga aromanya dianggap unggul dari jenis lain. Tapi harga satu buah durian black thorn bisa di atas Rp1 juta. Sehingga tak heran black thorn disebut juga durian para sultan atau durian miliarder.
"Saya sudah merasakan durian sultan dari kebun saya sendiri. Tidak perlu keluarkan uang berjuta-juta. Black thorn atau oche kalau beli di pasaran bisa Rp600 ribu satu kilogram, itu ditimbang sama kulitnya ya. Bayangkan saja kalau berat buah tiga kilo, sudah Rp1,8 juta nilai jualnya," sebut Opung kepada Z Creators, Riki Ariyanto.
Opung baru bisa menikmati durian black thorn setelah 4 tahun menanti. Selama 4 tahun ini Opung merawat pohon black thorn atau durian duri hitam di salah satu kebunnya di Riau dengan telaten.
Opung sendiri tinggal di Jalan Tuah Karya Ujung, Tuah Madani, Pekanbaru. Jadi jika weekend dirinya mengecek kebun durian bersama keluarga. Saat pohon berbuah Opung girang bukan kepalang. Sebab tidak banyak orang yang berhasil membudidayakan durian asal Malaysia itu, apalagi skala kebun.
"Saya sangat senang sekali, bisa makan black thorn dari kebun sendiri. Padahal 10 tahun lalu waktu saya tanam 70 batang, hanya 20 batang yang hidup, dan itu juga gagal. Baru pada September 2018 saya coba tanam lagi, ternyata menghasilkan buah," sebutnya.
Bagi yang belum tahu, durian black thorn sama dengan Musang King, berasal dari Malaysia. Berbeda dengan durian Montong asal Thailand, durian jenis black thorn punya ciri-ciri duri hitam kecil yang berada pada bagian bawah buah. Daging buah juga warnanya kuning keemasan, daginganya tebal, dan rasanya sangat manis.
Opung menyebut awal dirinya berkebun durian black thorn karena resah. Dirinya resah melihat pola konsumtif orang Indonesia yang gemar beli buah dari negara lain, meski harganya sangat mahal.
"Dari situ saya kepikiran untuk mengubah kebiasaan konsumtif, suka sesuatu yang instan. Padahal Tuhan sudah berikan tanah Indonesia yang subur. Jadi saya mulai tanam, awalnya gagal. Setelah saya coba lagi, Alhamdulillah membuahkan hasil, sudah panen Juli lalu. Sekarang ini pohon black thorn saya sedang berbunga," katanya.
Bukannya tanpa tantangan, Opung juga mendapat hambatan selama budidaya. Tapi dirinya tak menyerah, dan terus belajar kepada petani yang sudah berhasil membudidayakan durian.
"Ini kecerdasan kita menangkap peluang. Jangan mau karakter kita, pemakai terus. Kita terbiasa mengeluarkan biaya cukup besar untuk menikmati buah. Tapi tidak tahu cara budidayanya, makanya selalu bergantung. Sifat konsumtif itu yang masu saya ubah dari hanya penikmat menjadi penyedia," sebutnya.
Tak berhenti dari black thorn, Opung juga berencana membudidayakan durian asli Indonesia.
"Ditanya puas atau tidak, ya kita tidak terlalu. Karena Indonesia punya jenis durian sendiri yang juga rasanya enak, atau orang bilang durian kampung. Seperti jenis mamlung dan durian super tembaga bangka. Itu akan saya coba budidayakan. Karena rasanya juga tidak kalah dari Musang King atau black thorn. Tergantung dari kita mau apa tidak menangkap peluang ini, ada nilai bisnisnya juga," pungkasnya.
Artikel menarik lainnya:
