Heboh Quiet Quitting, Fenomena Kerja yang Melanda Gen Z: Menolak Lembur & Kerja Secukupnya

- Rabu, 31 Agustus 2022 | 17:36 WIB
Ilustrasi pekerja Gen Z (Freepik)
Ilustrasi pekerja Gen Z (Freepik)

Belum lama ini istilah quiet quitting sedang marak diperbincangkan. Gagasan ini dianggap angin segar bagi para pekerja yang tak ingin berhenti tapi juga tidak mau tersiksa karena terlalu memforsir diri dalam pekerjaan.

"Kau tidak keluar dari pekerjaanmu, kau keluar dari gagasan untuk going above and beyond at work," bunyi keterangan video pengguna TikTok @zaidleppelin yang turut menyuarakan gagasan ini.

Dikutip dari VOA Indonesia, gagasan ini muncul di Amerika sebab para pekerja merasa lelah dengan stigma "kita harus menumpahkan darah, keringat dan air mata saat bekerja di Amerika, jika tidak maka kita tidak layak bekerja di sini.”

Selain itu gagasan ini juga didorong dari hasil survei Gallup yang menemukan stres di tempat kerja meningkat dari 38% pada 2019 menjadi 43% pada 2020 saat COVID-19 merebak dan menjungkirbalikkan dunia kerja.

Baca juga: Viral Bocah 4 Tahun Jalani Acara Tunangan, Netizen Iba: Cinta Tak Selamanya Indah Dek!

Data tersebut juga mengungkap tekanan terbesar dialami para pekerja perempuan di Amerika Serikat dan Kanada.

Kondisi inilah yang kemudian memicu fenomena ‘pengunduran diri besar-besaran’ - naiknya angka pegawai yang meninggalkan atau beralih pekerjaan di tengah tekanan terkait pandemi.

-
Ilustrasi pekerja Gen Z (Freepik)

Sementara itu, dikutip dari Channelnewsasia, quiet quitting sendiri secara Harfiah bisa diartikan ‘berhenti diam-diam.’ Kendati pelabelannya terdengar keliru, nyatanya gagasan ini bisa dipayungi dengan metode ‘bekerja secara biasa-biasa saja’.
              
Di mana sederhananya, quiet quitting adalah sebutan untuk bekerja seadanya atau berarti tak menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang kelewat serius.

Para pekerja bisa melakukan pekerjaan sesuai upah dan menolak pekerjaan tambahan tanpa bayaran yang pantas.

Pada segi lain, quiet quitting bisa berarti memandang pekerjaan atau perusahaan tempat bekerja secara apatis, bekerja pasif, tak berinisiatif, juga menyimpan masukan jika tak diminta bicara. Atau dengan kata kata kain quiet quitting berlawanan dengan hustle culture.

Meski begitu gagasan ini juga membawa dampak positif. Di mana quiet quitting banyak dipilih pekerja milenial dan generasi pekerja terkini, Gen Z.

Entah itu siasat untuk menghindari stres, burnout, lepas dari telepon bos saat sedang bersantai, atau menolak eksploitasi dari bos di tempat kerja.
 
 

 

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Terkini

20 Puisi Galau tentang Cinta yang Bikin Baper

Minggu, 12 Mei 2024 | 19:40 WIB
X