Hidayat Nur Wahid Mempertanyakan Soal Isu Penghapusan Pelajaran Sejarah

- Selasa, 22 September 2020 | 16:14 WIB
Hidayat Nur Wahid. (Foto: Antara/Dok. MPR)
Hidayat Nur Wahid. (Foto: Antara/Dok. MPR)

Mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid berkomentar terkait pemberitaan Penyederhanaan Kurikulum yang kabarnya melibatkan pihak lain.

Komentar tersebut sontak menjadi sorotan netizen hingga menjadi trending di Twitter. Bahkan, pro dan kontra dari netizen ikut meramaikan komentar tersebut.

Dalam cuitannya, Hidayat Nur Wahid mempertanyakan balik terkait kebenaran isu yang menyebutkan adanya dugaan keterlibatan pihak lain dalam draft Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional yang dikeluarkan Kemendikbud pada 25 Agustus lalu.

"Bila Benar “Penyederhanaan Kurikulum Yg Hilangkan Mapel Sejarah, Diinisiasi Sampoerna Foundation”, tanpa persetujuan dg DPR, maka ini bentuk pengabaian thd peraturan UU yg bisa berdampak pd kwalitas hasil pendidikan. Komisi X DPR perlu panggil Mendikbud," tulis Hidayat Nur Wahid dalam twitternya, Selasa (22/9/2020).

Tidak hanya itu, politikus partai Gerindra, Fadli Zon juga ikut mengomentari pemberitaan tersebut. Fadli menduga Mendikbud Nadiem Makarim untuk segera mengklarifikasinya.

"Kalau pernyataan dlm berita ini benar, bahwa inisiasi penyederhanaan kurikulum yg menghapus mapel sejarah datang dr Sampoerna Foundation, maka ini bisa dibilang sbh skandal.  Harus segera ada klarifikasi dr Mendikbud Nadiem @Kemendikbud_RI," tulis Fadli dalam Twitternya.

Sebelumnya diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Makarim sendiri telah menepis isu yang menyebut kementeriannya bakal menghapus mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional.

"Saya ingin mengklarifikasi beberapa hal. Karena saya terkejut dengan betapa cepat informasi tidak benar menyebar mengenai isu Mapel Sejarah," kata Nadiem.

"Saya ingin mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi, atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional," sambungnya.

Artikel Menarik Lainnya;

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X