Waspada! Hipertensi Memicu Tubuh Mudah Terpapar Covid-19

- Kamis, 15 Oktober 2020 | 10:32 WIB
Ilustrasi alat ukur Hipertensi. (pixabay)
Ilustrasi alat ukur Hipertensi. (pixabay)

Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.

Penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner dan gagal ginjal.

Dari 1.641 orang pasien COVID-19, penyakit penyerta paling banyaknya adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen.

Sebagian besar penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah genetik alias keturunan. Namun juga bisa dialami karena beberapa faktor lain.

Dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang mengatakan, orang-orang yang sedari dini menyadari dirinya  memiliki risiko mengidap hipertensi harus mengatur makanan yang dikonsumsi.

"Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," ujar Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dalam webinar pada Rabu (14/10/2020).

Konsumsi yang diatur meliputi minimalisir konsumsi garam, makanan yang membuat tubuh jadi gemuk dan menimbulkan obesitas. Sebab, kegemukan menimbulkan risiko besar terkena hipertensi. Lebih baik jika mengonsumsi makanan rendah lemak untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

Makanan tinggi lemak dan kalori, ditambah gaya hidup tidak sehat semakin memicu risiko tekanan darah tinggi. 
Tunggul menegaskan, tindakan pertama yang harus dilakukan orang dengan keturunan hipertensi adalah mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.

"Baru setelah itu minum obat," kata dia.

Kini orang dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi pada masa lima tahun ke depan.

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan usia di rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi yang berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan.

Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan, melainkan hanya bisa dikendalikan. Ketika seseorang meminum obat dan tekanan darahnya menurun, itu adalah upaya pengendalian tekanan darah, bukan untuk sembuh.

Maka, masyarakat diimbau untuk patuh dalam meminum obat agar tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X