Seram, Begini Cara Virus Corona saat Menyerang Paru-paru

- Rabu, 20 Mei 2020 | 15:56 WIB
Ilustrasi penanganan pasien videu corona.(REUTERS via Stringer)
Ilustrasi penanganan pasien videu corona.(REUTERS via Stringer)

Coronavirus masih menjadi mimpi buruk bagi masyarakat. Hingga saat ini, Rabu (20/5/2020), tercatat 4.896.934 kasus virus corona di seluruh dunia, dan 323.235 orang meninggal, data dari Johns Hopkins University.

Covid-19 menyerang saluran pernafasan dan melemahkan sistem imun. Imun dihasilkan oleh kelenjar thymus sebagai daya tahan tubuh alami yang bertugas melawan penyakit. Perlu diingat, imunitas setiap orang berbeda, tergantung pada usia, riwayat penyakit, dan gaya hidup.

Pada saat tubuh terinfeksi akan mengeluarkan pertahanan kekebalan bawaan. Pada respons awal, jika tubuh kuat akan memungkinkan untuk mengendalikan infeksi dengan cepat. Pada kondisi ini, terjadi pelepasan protein interferon untuk mengganggu kemampuan virus agar tidak bereplikasi dalam sel-sel tubuh.

Interferon juga akan merekrut sel-sel kekebalan lain untuk menyerang virus agar tidak menyebar. Misalnya, sel darah putih. Saat tubuh terserang oleh gas beracun atau radikal bebas maka akan ditangkap oleh kolestrol yang berperan sebagai pelindung sel. Meskipun demikian, virus juga memiliki pertahanannya sendiri untuk menumpulkan atau melepaskan diri dari efek interferon.

-
Ilustrasi data virus corona.(freepik)

Respon Imun saat Terkena Virus?

Rupanya tubuh juga mersepon saat terkena virus, termasuk Covid-19. Gejala klinis yang dialami ketika sakit, misalnya demam, batuk kering, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise (rasa pegal dan tidak nyaman), sakit kepala, nyeri otot, atau diare. Hal itu merupakan bentuk defence dari sistem imun bawaan sedang berupaya menyingkirkan virus.

Sedangkan bagi penderita usia lanjut dan yang memiliki gangguan kekebalan tubuh (immunocompromised) terkadang gejala dan tandanya tidak khas. Bagi mereka yang memiliki riwayat sakit, misalnya pada penderita Diabetes Melitus, imun akan tergantung pada tingkat sakit sehingga pasien harus selalu mengontrol gula darah dan mengikuti petunjuk dokter. Perokok, juga menjadi orang yang masuk dalam kategori rentan, imun mereka cenderung rendah karena keracunan radikal bebas terus menerus.

Jika paparan virus sudah menginfeksi maka kekebalan tubuh akan fokus menangani virus dan kehabisan pasukan bila ada serangan ke-2 misalnya pneumonia. Itu sebabnya, kematian akibat corona kebanyakan akibat serangan ke-2 karena tubuh sudah kekurangan pasukan imun yang masih berperang melawan corona.

“Bisa kita katakan corona adalah pasukan pendobrak pertahanan untuk membuka kesempatan bagi virus dan kuman lainnya untuk melumpuhkan tubuh kita. Hal ini yang menyebabkan setelah infeksi pneumonia penderita akan merasa kesulitan bernapas,” kata Section Head of Claim Sequis dr. Yosef Fransiscus dalam keterangannya, baru-baru ini.

Mengingat sifat imun tidak stabil atau bisa naik atau turun, perlu menjaganya dengan  gaya hidup bersih dan sehat. Jangan lupa, menambah asupan vitamin C, D, dan E yang takarannya sesuai kebutuhan tubuh dan anjuran dokter karena asupan vitaminnya untuk menjaga sistem pertahanan tubuh.

“Setiap hari tubuh kita harus melawan miliaran virus dan kuman yang masuk lewat udara, makanan, atau infeksi. Itu sebabnya, para ahli kesehatan dan gizi selalu menyarankan pola hidup bersih dan sehat pada pasiennya. Bahkan sebaiknya dilakukan bukan saat masa pemulihan saja, tetapi saat tubuh sehat dan sejak usia masih produktif. Caranya, konsumsi makanan bergizi, berpikir positif, cukup beristirahat, rajin berolahraga," tambahnya. 


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X