Hasil Tes Corona Negatif Bukan Berarti Tidak Terinfeksi. Ini Sebabnya

- Jumat, 27 Maret 2020 | 23:52 WIB
Tes virus corona di Ukraina (Ukrainian Defence Ministry Press Service/Handout via REUTERS)
Tes virus corona di Ukraina (Ukrainian Defence Ministry Press Service/Handout via REUTERS)

Untuk memastikan apakah kamu terkena virus corona atau tidak, kamu harus menjalani tes. Jika hasil tes awal menunjukkan negatif, dokter masih menyarankan kamu untuk mengisolasi diri.

Soalnya, tidak ada tes yang 100% akurat sehingga masih ada kemungkinan kamu terinfeksi virus corona. Hasil tes mungkin keliru memperlihatkan seseorang positif corona, padahal ternyata tidak. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Tes virus corona atau COVID-19 biasanya menggunakan swab dari belakang hidung atau tenggorokan seseorang. Swab ini lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

Setiap tes medis memiliki dua kualitas penting yakni sensitivitas dan spesifisitas. Tes ini terbukti “sensitif” dalam kondisi laboratorium - dalam hal ini, ukuran teknis dari jumlah virus terkecil yang dapat mereka deteksi.

-
Tes virus corona di Prancis (REUTERS/Benoit Tessier)

Tetapi tes juga harus "spesifik" - misalnya, memastikan tidak ada kesalahan menilai patogen lain, seperti virus corona flu biasa atau SARS-CoV-2.

"Jika positif, Anda benar-benar dapat membuat keputusan (klinis). Jika itu negatif, Anda mungkin baru mengalami awal infeksi dan jumlah virus mungkin sangat rendah sehingga Anda tidak mendapatkannya," kata Anthony S. Fauci, direktur Institut Nasional untuk Penyakit Alergi dan Penyakit Menular di Amerika Serikat.

Ada beberapa alasan kenapa hasil tes corona menjadi negatif meski kamu merasakan gejala terinfeksi. Salah satunya karena masih dalam tahap sangat awal atau saat jumlah virus di saluran napas masih sedikit.

Selain itu, bisa jadi ada masalah dalam pengumpulan swab. Berbagai jenis pengumpulan swab seperti bagian belakang hidung, tenggorokan, hidung bagian luar - mungkin juga memiliki tingkat akurasi yang berbeda.

-
Tes virus corona di Paris (REUTERS/Benoit Tessier)

Masalah lainnya adalah saat distribusi swab ke laboratorium. Bahkan, di Tiongkok saja warga harus berulangkali diambil swab-nya untuk keperluan tes.

“Tes ini adalah alat skrining. Kita harus memikirkan probabilitasnya, yang berarti tes positif adalah probabilitas virus yang sangat tinggi. Tes negatif lebih sulit untuk ditafsirkan," imbuh Michael Z. Lin, asisten profesor neurobiologi di Stanford University.

Jika kamu mengalami gejala terinfeksi corona, tapi tidak pernah melakukan kontak dengan pasien positif corona, hasil tes negatif mungkin benar-benar negatif.

-
Peneliti melakukan tes virus corona di Federal University of Rio de Janeiro (UFRJ) (REUTERS/Lucas Landau)

Tapi, karena sekarang virus corona sudah menyebar luas di masyarakat, akan menjadi lebih sulit mengetahui apakah seseorang terpapar atau tidak. Karena itulah, kamu harus melakukan tes berulang kali dan tetap mengisolasi diri di rumah.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Zega

Terkini

X