YMMA Sumut Gelar Rakorwil Dukung Eliminasi TBC 2030 di Sumut

- Rabu, 8 Februari 2023 | 12:12 WIB
SR Yayasan Mentari Meraki gelar Rapat Koordinasi Wilayah Tahun 2023 di Hotel Grandhika Medan, Selasa (7/2/2023). (Handout)
SR Yayasan Mentari Meraki gelar Rapat Koordinasi Wilayah Tahun 2023 di Hotel Grandhika Medan, Selasa (7/2/2023). (Handout)

SR Yayasan Mentari Meraki Asa Provinsi Sumatera Utara, menggelar Rapat Koordinasi Wilayah Tahun 2023 di Hotel Grandhika Medan, Selasa (7/2/2023). Tujuan pertemuan tersebut untuk memastikan koordinasi antara SR dan 10 SSR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, yang tersebar di 10 Kab/Kota dengan layanan kesehatan dan Dinas Kesehatan, berjalan dengan baik dan masing-masing mampu mengambil peran dalam menyukseskan penanggulangan TBC berbasis komunitas.

Tercatat setidaknya ada 10 Kab/Kota yang termasuk dalam program tersebut, yakni Kota Medan, Kab. Deli Serdang, Kab. Langkat, Kota Binjai, Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kota Pematangsiantar, Kab. Asahan, Kab. Labuhanbatu, dan Kota Padangsidimpuan.

Zubaidah Pohan, Manajer SR YMMA Sumatera Utara mengungkapkan komitmen pengelola program untuk mendukung pemerintah menanggulangi Tuberkulosis di Sumatera Utara. Ia mengatakan Komunitas merupakan salah satu komponen penting di masyarakat, yang dapat menjadi katalis dalam akselerasi pencapaian milestone Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia tahun 2030.

Baca juga: Eliminasi TB 2030, YMMA, DPRD Medan, dan Dinkes Medan Komitmen Lahirkan Perda TBC

Dalam paparannya terkait hasil pengelolaan program baik progres pencapaian terduga, notifikasi, dan terapi pencegahan tuberkulosis di tahun 2022, Zubaidah optimis SR YMMA Sumatera Utara dapat meningkatkan capaian dari target yang telah dibuat oleh pengelola program di pusat.

“Tahun 2022 menjadi acuan bagi YMMA Sumatera Utara untuk meningkatkan capaian baik terduga, notifikasi, dan terapi pencegahan tuberkulsosis. Di tahun 2023 ini, kami melakukan resolusi programatik untuk menjaring, melacak, mendampingi, serta menyembuhkan pasien tuberkulosis. Masing-masing pengelola program di 10 Kab/Kota wilayah kerja kita punya target yang harus direalisasikan. Maka, melalui Rakorwil ini, dengan sumberdaya dan kapasitas yang kami miliki, mudah-mudahan target tersebut bisa kita raih,” ungkapnya.

Ia juga menekankan agar seluruh pengelola program di Sumatera Utara untuk menguatkan koordinasi, melibatkan lebih banyak pihak, dan mengajak masyarakat untuk aktif dan berperan serta menanggulangi tuberkulosis di Sumatera Utara. Semakin banyak pihak yang terlibat, maka eliminasi TBC 2030 yang dicanangkan pemerintah pusat dapat terwujud.

“Keterlibatan banyak pihak adalah kunci bagaimana program ini bisa berjalan. Maka dari itu, kami mengajak kepada semua elemen untuk sama-sama berkolaborasi dan bergandeng tangan menanggulangi tuberkulosis,” lanjutnya.

Baca juga: Deteksi TBC Sejak Dini, Pemkot Jakbar Targetkan Pemeriksaan Terhadap 6.200 Orang

Zubaidah dalam paparannya juga mengapresiasi peran pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan, baik Provinsi maupun Kab Kota se Sumatera Utara. Ia berharap di tahun 2023 ini YMMA dan Dinas Kesehatan secara rutin saling berkoordinasi, terutama pada update capaian komunitas, update indeks kasus tersedia di Dinkes, update kasus LTFU untuk dilakukan tracing, update hasil CBMF dan kebutuhan dukungan pasien TBC, serta update pembayaran enabler.

“Kami berterima kasih dengan Dinas Kesehatan baik Provinsi, maupun Kab/Kota, yang terus mendukung peran komunitas dalam penanggulangan TBC. Sebagai mitra pemerintah, Kami berharap koordinasi berjalan rutin dan semakin baik sehingga capaian, update kasus, dan matching data, bisa kita lakukan bersama. Begitu juga kami berterima kasih dengan puskesmas, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan klinik,” ucap Zubaidah.

Zubaidah juga berharap kepada pengelola program di 10 SSR untuk melakukan penguatan kapasitas dan peran kader. Pengelola program harus dapat memetakan wilayah dan strategi kerja yang konstruktif, untuk menjaring lebih banyak lagi penerima manfaat program.

“Fokus utama kita adalah dengan melakukan intervensi dan mengerahkan sumber daya kader dengan beban kasus berdasarkan Puskesmas. Hubungan dengan kader harus harmonis karena kader merupakan garda terdepan pelaksanaan program ini,” pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X