Sederet Mitos dan Fakta Seputar Autisme Anak yang Perlu Diketahui

- Sabtu, 10 Oktober 2020 | 09:19 WIB
Ilustrasi anak autis (stayathomemum.com.au)
Ilustrasi anak autis (stayathomemum.com.au)

Kelainan autisme merupakan kondisi gangguan neurobehavioral (syaraf dan perilaku) atau Autism Spectrum Disorders (ASD) yang serius dan kompleks.

Dalam banyak pengalaman, anak yang didiagnosa autis cenderung memandang, mendengarkan, dan berinteraksi dengan cara berbeda. Mereka juga sering mengulang gerakan atau ucapan yang sama.

Umumnya, ciri-ciri autisme pada anak ditandai dengan masalah dalam berinteraksi, komunikasi non verbal, komunikasi verbal, keterampilan sosial, dan sistem motorik.

Mitos dan Fakta tentang Anak Autis

Autisme bisa terjadi di masa kanak-kanak selama lima tahun pertama kehidupannya. Tanda dan gejala autisme dimulai sejak masa kanak-kanak dan dapat bertahan hingga dewasa.

Sampai saat ini, kebanyakan orang sering tidak sadar tentang gejala autisme pada anak. Terlepas dari itu, ada pula sejumlah mitos dan fakta umum seputar anak autis yang beredar di tengah masyarakat.

Apa saja? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini, dirangkum Indozone dari berbagai sumber:

1. Mitos: Autisme adalah gangguan kesehatan mental.

-
Ilustrasi anak autis ketika bermain (goodnewsnetwork.org)

Fakta: Autisme adalah gangguan perkembangan saraf. Istilah perkembangan saraf berarti kelainan tersebut terkait dengan perkembangan sistem saraf.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak dengan ASD memiliki kelainan pada struktur dan fungsi otaknya.

Kemudian, anak menderita autis memiliki masalah dengan pola pikir, komunikasi, dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

Seorang anak yang didiagnosis dengan ASD sering memiliki gangguan kejiwaan lain seperti kecemasan, perubahan suasana hati, gangguan hiperaktif (ADHD) dan lain-lain. Pada intinya, autisme bukanlah gangguan kesehatan mental.

2. Mitos: Semua orang autis itu sama.

-
Ilustrasi menangani anak autis (alliedtravelcareers.com)

Fakta: Autisme adalah kelainan perkembangan yang memengaruhi kemampuan komunikasi, perilaku serta sosial anak yang disebut gangguan spektrum.

Itu berarti bahwa austisme memengaruhi setiap anak dengan cara berbeda yang membuat anak autis berbeda satu sama lain. Gejalanya pun tidaklah sama antara individu dari yang ringan sampai parah.

3. Mitos: Autisme disebabkan pola asuh dan vaksin buruk.

-
Ilustrasi anak dengan kelainan autisme (medicalnewstoday.com)

Fakta: Para peneliti belum mengetahui penyebab pasti dari autisme. Tetapi pola asuh dan vaksin yang buruk bukanlah penyebab autisme. Tidak ada bukti terkini yang menjelaskan bahwa vaksinasi masa kanak-kanak dan pola asuh yang buruk menyebabkan perkembangan autisme.

4. Mitos: Anak autis tidak memiliki perasaan.

-
Ilustrasi anak laki-laki mengalami austime (indianexpress.com)

Fakta: Ada kesalahpahaman tentang mitos anak autis yang seringkali tidak terlihat secara kasat mata, dalam hal ini berkaitan dengan rasa empati dan peka pada lingkungan sekitar.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

X