Studi: Mengkonsumsi Makanan Fermentasi Bantu Atasi Peradangan

- Minggu, 18 Juli 2021 | 11:23 WIB
Ilustrasi kimchi. (Pexels/Vicky Tran)
Ilustrasi kimchi. (Pexels/Vicky Tran)

Sebuah studi terbaru dari Stanford School of Medicine menunjukkan bahwa memakan makanan fermentasi dapat membantu menurunkan peradangan.

Peradangan sebenarnya merupakan bagian normal dari penyembuhan atau pemulihan suatu penyakit. Namun peradangan kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, asma, dan rheumatoid arthritis.

Berdasarkan studi di atas, makanan fermentasi bisa dicoba untuk membantu mengatasi peradangan.

"Ungkapan 'Anda adalah apa yang Anda makan' mulai memiliki makna lebih, karena peneliti mikrobioma terkemuka mengklarifikasi bagaimana makanan memengaruhi mikrobiota usus Anda, yang memengaruhi seluruh tubuh Anda," kata Dr. Elena A. Ivanina, direktur neurogastroenterology dan motilitas di Lenox Hill Hospital di New York dikutip dari Healthline, Minggu (18/7/2021).

"Studi kecil oleh Drs. Justin dan Erica Sonnenburg ini membantu menjelaskan bagaimana makanan fermentasi dan serat mengubah mikrobioma dan menyarankan bahwa makanan fermentasi seperti kimchi meningkatkan keragaman mikroba," lanjutnya.

Dalam penelitian tersebut, 36 orang dewasa yang sehat diminta melakukan diet yang mencakup makanan fermentasi atau makanan berserat tinggi.

Pada kelompok makanan fermentasi, empat jenis sel imun menunjukkan aktivasi yang lebih sedikit. Tingkat 19 protein inflamasi yang diukur dalam sampel darah juga turun.

Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan sederhana dalam diet dapat memiliki efek nyata pada mikrobioma usus dan sistem kekebalan tubuh.

Menurut penelitian, makanan fermentasi menurunkan aktivasi sel-sel kekebalan yang terlibat dalam peradangan kronis. Selain itu, memakan makanan seperti yogurt, kefir, keju cottage yang difermentasi, kimchi, teh kombucha juga mengalami peningkatan keragama mikroba secara keseluruhan.

"Ini mendukung hubungan antara mikrobioma dan sistem kekebalan yang telah terlibat dalam kondisi seperti penyakit celiac dan penyakit radang usus, serta rheumatoid arthritis dan kanker," kata Ivanina.

BACA JUGA: 5 Gejala Penyakit Tiroid Harus Diwaspadai, Termasuk Berkeringat Tiba-tiba

Namun dalam studi tersebut, peneliti terkejut menemukan bahwa kelompok yang makan makanan kaya serat tidak mengalami penurunan serupa pada 19 protein inflamasi. Keragaman mikroba usus mereka juga tetap stabil.

"Mengejutkan bahwa mereka tidak menemukan serat memiliki efek signifikan pada mikrobioma, tetapi kita harus menunggu penelitian yang lebih besar untuk memahami apakah memang demikian," tandas Ivanina.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X