Banyak Remaja yang Lebih Suka Main Game Ketimbang Belajar, Psikolog: Itu Berat

- Rabu, 5 Januari 2022 | 13:16 WIB
Ilustrasi remaja main game. (Freepik)
Ilustrasi remaja main game. (Freepik)

Psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengungkapkan alasan mengapa remaja lebih senang bermain game ketimbang belajar.

Menurut Vera, di usianya yang masih belia, remaja memang kesulitan mengontrol atau menahan diri untuk tidak terus-menerus bermain game karena lebih banyak dipengaruhi emosi.

Bagian otak prefrontal cortex belum berfungsi secara optimal saat usia remaja, kata Vera.

Sehingga tidak mengherankan apabila perilaku dan keputusan yang mereka lakukan lebih banyak dipengaruhi emosi.

Vera mengatakan bahwa fungsi prefrontal cortex baru berkembang secara optimal saat seseorang menginjak usia 20 hingga 25 tahun.

Baca juga: Bisa Dimakan Seperti Apel, Kulit Buah Kiwi yang Berbulu Ternyata Punya Banyak Nutrisi

Main game, menurut Vera bisa menimbulkan perasaan senang. Sedangkan belajar menurut para remaja itu adalah sesuatu yang berat.

“Main game itu asik, itu emosi semua dapatnya. Perasaan senang dan pleasure semua ada di situ. Terus bandingkan dengan belajar, nah itu berat banget,” ujarnya.

Yang perlu dilakukan oleh orangtua agar anaknya tak terus menerus bermain game adalah dengan membantunya mengontrol diri.

“Jadi yang kita (orang tua) tekankan pada anak adalah, ‘Yuk, kamu pasti bisa mengendalikan keinginan kamu untuk main game. Sebenarnya dengan mengalahkan (keinginan) itu saja, dia sudah berjuang supaya prefrontal cortex-nya bisa berfungsi lebih optimal,” tutur Vera.

Biasanya, anak remaja juga akan dihadapkan dengan pilihan yang menurut mereka sulit, yaitu memilih jurusan kuliah.

“Ada anak yang memilih jurusan yang penting masuk negeri, atau kerjanya gampang, atau ada idolanya di situ, jadi emosi yang bermain. Atau keinginan orang tuanya yang masuk ke sana,” ungkap Vera.

Dalam hal ini, tak jarang remaja yang mengedepankan sisi emosinya saat memilih jurusan kuliah merasa salah jurusan ketika sudah di tengah jalan.

Dalam hal ini, orangtua berfungsi meyakinkan anaknya dalam memilih jurusan, apakah jurusan tersebut sudah sesuai untuk masa depannya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X