Studi Sebut Pria Bisa Alergi Sperma Sendiri, Gejalanya Batuk hingga Demam

- Sabtu, 15 Oktober 2022 | 12:00 WIB
Ilustrasi sperma. (FREEPIK)
Ilustrasi sperma. (FREEPIK)

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam Urology Case Reports, menemukan bahwa beberapa pria bisa memiliki reaksi alergi terhadap sperma mereka sendiri.

Menurut studi tersebut, pria yang alergi terhadap spermanya ditandai dengan beberapa gejala seperti, batuk, kelemahan otot, bersin hingga demam.

Gejalanya bisa mencakup pada masalah bicara, konsentrasi dan memori.

Baca juga: Studi: Kondisi Tempat Tinggal Bisa Mempengaruhi Motilitas Sperma

Para peneliti percaya bahwa reaksi tersebut merupakan hasil dari alergi atau autoimun terhadap sperma.

"Hampir 60 kasus sindrom penyakit pasca-orgasme telah diidentifikasi, tetapi lebih banyak yang tidak sadar mereka mengidapnya," kata Andrew Shanholtzer, rekan penulis studi dari Oakland University William Beaumont School of Medicine.

Dilansir New York Post, sindrom penyakit pasca-orgasme sering salah didiagnosis karena statusnya yang kurang diketahui, yang menyebabkan pasien menjalani banyak tes dan perawatan yang tidak perlu.

Penelitian dalam studi tersebut juga mengatakan bahwa saat ini belum ada pengobatan yang efektif.

Tapi, beberapa laporan kasus telah membuktikan desensitisasi, terapi hormonal dan perawatan lain dapat membantu mengatasi alergi sperma.

Baca juga: Ini Jawaban Peneliti Soal Virus Corona Yang Ada di Sperma Pria Indonesia

Meskipun tidak ada obat yang diketahui, Shanholtzer dan timnya telah berhasil merawat seorang pria berusia 27 tahun dengan POIS.

Pria tersebut mengalami alergi sperma saat dia berusia 18 tahun. Dia menyadari bahwa dia batuk, bersin, pilek dan ruam seperti gatal-gatal di lengannya setelah mengalami orgasme, menurut penelitian tersebut.

Pria itu juga mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di wajah dan lehernya. Semakin dia ejakulasi, semakin buruk gejalanya.

Tidak ada dokter umum yang bisa mengetahui apa yang salah dengannya, jadi tim ilmuwan bereksperimen dengan berbagai jenis antihistamin sampai mereka menemukan solusi dengan fexofenadine yang mengurangi gejalanya hingga 90%.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Cara Efektif Mengatasi Rasa Ngantuk saat Bekerja

Selasa, 16 April 2024 | 20:43 WIB

Stop! Inilah 7 Bahaya dari Kebiasaan Menggigit Kuku

Selasa, 16 April 2024 | 09:00 WIB

6 Tips yang Membantu Mempertahankan Kesehatan Mata

Selasa, 16 April 2024 | 07:00 WIB

6 Manfaat Mencuci Tangan untuk Kesehatan

Senin, 15 April 2024 | 16:00 WIB
X