Sekarang ini masker kain banyak diburu oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan terjadi kelangkaan masker khususnya masker bedah. Namun bisakah masker kain menggantikan fungsi masker bedah?
Menurut dokter spesialis paru Dr. dr Erlina Burhan, Sp.P (K), masker kain memang bisa mencegah masuknya droplet tapi hanya untuk yang berukuran besar yakni 3 mikron dengan efektivitas filtrasinya 10-60 persen. Akan tetapi, masker kain hanya disarankan untuk dipergunakan oleh masyarakat yang sehat ketika berada di tempat umum.
Tenaga medis dan orang sakit tidak sarankan untuk menggunakan masker kain. Hal ini dikarenakan tingkat filtrasi masker kain yang lebih rendah jika dibandingkan masker bedah.
Biarpun sama-sama bisa mencegah masuknya droplet atau cairan yang keluar ketika batuk dan bersin, masker bedah bisa memfiltrasi partikel yang lebih kecil. Dikatakan oleh dr Erlina, efektivitas filtrasi masker bedah adalah 30-95% untuk partikel ukuran 0,1 mikron.
“Masker kain tidak sebaik, seefektif masker bedah, tingkat filtrasi masker kain terhadap partikel lebih rendah dibandingkan masker bedah. Riset yang dilakukan oleh peneliti di UK menunjukkan penggunaan masker bedah lebih efektif 3 kali lipat dibandingkan masker kain. Masker kain jadi pilihan terakhir bila sangat terpaksa untuk mencegah penularan virus,” kata dr Erlina dalam konferensi pers online ‘Protokol Penggunaan Masker’ yang disiarkan BNPB, Rabu (1/4/2020).
Dia meminta kepada masyarakat agar tidak panic buying atau memborong masker bedah dalam jumlah besar hingga menyebabkan kelangkaan. Sebab masker bedah dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, orang sakit, dan orang sehat yang merawat orang sakit. Apabila mereka tidak menggunakan masker bedah, maka bisa berbahaya.
“Kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker besah, bisa jadi orang sakit ini akan terus menjadi sumber penularan penyakit untuk kita semua. Jadi mohon masker-masker bedah ini disediakan untuk tenaga kesehatan dan orang-orang yang sakit atau orang sehat tapi merawat orang sakit,” tandas dr Erlina.
