Kenaikan Berat Badan dan Stres Bisa Sebabkan Keputihan, Ini Penjelasannya

- Kamis, 5 November 2020 | 19:28 WIB
Ilustrasi celana dalam. (Pexels/Karolina Grabowska)
Ilustrasi celana dalam. (Pexels/Karolina Grabowska)

Menurut riset yang dilakukan di Indonesia, 60% perempuan di usia 15-22 tahun mengalami keputihan. Apalagi di masa pandemi virus corona di mana banyak orang melakukan Work From Home (WFH), keputihan jadi salah satu masalah utama perempuan.

Selain beberapa kebiasaan buruk seperti jarang mengganti celana dalam dan memakai celana terlalu ketat, keputihan juga bisa disebabkan oleh bertambahnya berat badan dan stres.

Selama masa pandemi, sebagian perempuan menjadi kurang aktif bergerak dan mengalami kenaikan berat badan. Ditambah dengan stres, maka hal tersebut bisa memicu masalah pada area kewanitaan seperti keputihan. Hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG.

"Memang ada korelasinya dengan berat badan naik, paha jadi lebih menyatu jadi kemungkinannya semakin tinggi. Kalau tidak terlalu memerhatikan akan ada keluhan di daerah kewanitaan," kata dr. Dinda dalam webinar Healthy Inside and Out, Kamis (5/11/2020).

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan keputihan adalah stres yang dirasakan oleh perempuan. Saat pandemi membuat seseorang stres, jamur lebih mudah tumbuh dan memunculkan masalah pada area kewanitaan.

"Kalau tidak ada kebiasaan yang bisa kita cari dari pasien, apakah dia sudah sering ganti celana dalam, kita biasanya menanyakan apakah stres di rumah atau stres yang lain masalah rumah tangga atau kantor, itu juga berpengaruh. Kalau stres biasanya lebih ke jamur candida," jelas dr. Dinda.

Untuk mencegah keputihan, kamu disarankan untuk sering mengganti celana dalam atau menjaganya tetap kering, tidak memakai celana ketat, menjaga berat badan, dan mengelola stres dengan baik.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X