Studi: SARS-CoV-2 Bertahan di Otak dan Organ Tubuh Selama 8 Bulan

- Kamis, 5 Januari 2023 | 17:35 WIB
Ilustrasi SARS-CoV-2 ( Freepik/89stocker)
Ilustrasi SARS-CoV-2 ( Freepik/89stocker)

Virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan COVID-19 ternyata dapat bertahan di otak dan bagian tubuh lainnya, selama 8 bulan. Hal itu diungkap sebuah studi dalam jurnal Nature.

Dilansir dari Medical Daily, untuk sampai di temuan ini, tim peneliti mengumpulkan dan menganalisis sampel otopsi lengkap dari 44 pasien tidak divaksinasi, yang meninggal karena COVID-19.

Baca juga: Studi: Obat Lemak Darah Dapat Mengurangi Infeksi SARS-CoV-2 Hingga 70 Persen

Mereka juga mengambil sampel esktensif sistem saraf pusat pada 11 pasien untuk mengevaluasi aktivitas virus di otak.

-
Ilustrasi penyebaran virus SARS-CoV-2 (Freepik/rcphotostock)

Usai menganalisis sampel, para peneliti menemukan SARS-CoV-2 tersebar luas di tubuh pasien yang meninggal karena COVID-19 parah. Virus berada di jaringan pernapasan dan non-pernapasan, termasuk otak pada awal infeksi.

Selain itu, tim juga menemukan RNA SARS-CoV-2 secara terus-menerus bertahan di banyak organ, termasuk otak, selama sekitar 230 hari atau hampir delapan bulan sejak timbulnya gejala dalam satu kasus.

Baca juga: Dokter Ini Sebut PCR adalah Tes Iblis: Yakin di Hidung Hanya Ada Sars-Cov-2?

Mereka melaporkan, meskipun ada distribusi ekstensif RNA virus ke seluruh tubuh pada beberapa pasien, hanya ada sedikit bukti peradangan dan manifestasi penyakit lainnya pada tingkat sel.

“Kami berharap dapat mereplikasi data tentang persistensi virus dan mempelajari hubungannya dengan long COVID. Kurang dari setahun, kami memiliki sekitar 85 kasus, dan kami berupaya memperluas upaya ini, ” kata salah satu penulis studi Stephen Hewitt.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X