Buah alpukat masuk dalam kelompok super food, karena memiliki nutrisi dan antioksidan yang tinggi. Buah ini umumnya memiliki kulit luar yang kasar dengan daging buah berwarna hijau kekuningan. Tekstur buah alpukat matang terasa empuk dan lembut.
Mengutip dari publikasi Mark Dreher dan Adrienne Davenport dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition, dalam sebuah alpukat mengandung: serat, gula, kalium, natrium, magnesium, vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin K, folat, vitamin B6, niasin, asam pantotenat, dan asam lemak tak jenuh lainnya.
Kandungan inilah yang kemudian membuat alpukat amat kaya manfaat bagi tubuh. Bahkan mampu mencegah penyakit kronis. Berikut rangkuman lengkapnya.
1. Mencegah kanker
Menurut studi Dreher dan Davenport dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition, alpukat mengandung sejumlah fitokimia bioaktif termasuk: karotenoid, terpenoid, d-mannoheptulose, persenon A dan B. fenol dan glutathione.
Senyawa tersebut dilaporkan memiliki sifat anti-karsinogenik. Fitokimia yang diekstraksi dari buah alpukat secara selektif menginduksi penghentian siklus sel, menghambat pertumbuhan, dan menginduksi kematian pada sel kanker.
2. Menurunkan kolesterol jahat
Dari data USDA, dalam setiap 100 gram alpukat terdapat 76 miligram sterol tumbuhan alami yang disebut beta sitosterol. Nah peneliti mencatat kadar kolesterol plasma dan hati yang jauh lebih rendah akibat beta sitosterol.
Akibatnya, terjadi penurunan signifikan dalam insiden aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak, kolesterol dan zat lain di dalam dan di dinding arteri.
Studi tersebut menyimpulkan, beta sitosterol bekerja dengan mengganggu penyerapan kolesterol pada makanan dan empedu.
3. Menjaga kesehatan jantung
Sekelompok ilmuwan dari Pennsylvania State University dalam Journal of Nutrition, mengungkap mengosumsi buah alpukat secara rutin sebanyak satu buah sehari terbukti baik bagi kesehatan jantung.
Selain itu studi menemukan bahwa alpukat membantu mengurangi partikel kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang telah teroksidasi. Serupa dengan cara oksigen dapat merusak makanan, seperti potongan apel yang berubah warna menjadi coklat, para peneliti mengatakan oksidasi juga buruk bagi tubuh manusia.
