Perubahan pola makan pasca Ramadan dapat memengaruhi kondisi kesehatan lambung. Saat berpuasa, pola makan menjadi teratur yakni dua kali sehari. Waktunya juga jelas yakni ketika saat sahur dan berbuka.
Tapi setelah Idul Fitri, pola makan kembali menjadi tiga kali sehari. Sayangnya, kebanyakan orang makan dengan waktu yang tidak beraturan. Inilah yang bisa menyebabkan masalah kesehatan pada lambung.
Menurut spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, normalnya lambung akan kosong dalam jangka 6 jam setelah makan apabila jadwalnya teratur. Sedangkan pada saat puasa, lambung biasanya kosong antara 12-13 jam.
“Banyak orang yang makannya tidak teratur, kadang makan pagi, kadang tidak, begitu juga makan siang, sehingga lambung tidak konsisten diisinya,” ujar Prof Ari dalam sesi Instagram Live kemarin.
Dirinya mencontohkan, misal makan malam terakhir pukul 6 sore. Lalu keesokan harinya melewatkan sarapan sehingga baru makan lagi pukul 12 siang. Hal itu membuat lambungnya kosong lebih dari 12 jam. Kemudian hari berikutnya situasi berbeda lagi. Ketidakteraturan itu dapat memicu terjadinya sakit maag.
“Sakit maag bergantung dari ketidakteraturan makan, camilan tidak sehat, dan pengendalian diri secara umum,” ujar Prof Ari.
Selain teraturnya jadwal makan, Prof Ari juga mengingatkan pentingnya mengendalikan diri untuk memilih jenis dan porsi makan. Saat puasa, masyarakat terbiasa makan dua kali sehari sehingga porsinya menjadi lebih sedikit. Sedangkan saat pola makan kembali tiga kali sehari, ada potensi konsumsi makanan berlebih.
“Utamanya saat makan harus gizi seimbang. Karbohidrat kalau bisa dikurangi karena saat puasa makan dua kali, harapannya itu dibagi tiga saat pola makan kembali normal. Pelan-pelan secara bertahap bisa mengatur makan dengan jumlah yang lebih sedikit,” kata Prof Ari.
Dirinya menambahkan, saat makan pagi sebaiknya porsi makan secukupnya. Lalu saat makan siang, porsinya harus lebih banyak dari makan malam. Jangan sampai makan malam porsinya terlalu banyak. Sebab kebanyakan orang akan tidur tak lama dari makan malam. Apabila porsi yang dikonsumsi terlalu banyak, maka bisa menyebabkan obesitas.
“Sedangkan kalau makan malam sedikit, lambung sudah tidak terlalu penuh. Jadi enggak ada masalah,” pungkas Prof Ari.